Studi Banding Sistem Manajemen Swakelola Antar Proyek Konstruksi Di Yogyakarta
Abstract
Krisis moneter tahun 1997 menyebabkan jasa konstruksi di Indonesia ikut
terimbas akibat berkurangnya pembangunan fisik. Akibat dari kondisi tersebut
banyak pemilik proyek memilih penghematan dengan mengevaluasi sistem
pengelolaan baru dimana pemilik proyek sekaligus sebagai perencana, pengawas dan
pelaksana pembangunan atau pemilik proyek menunjuk langsung orang yang ahli di
bidang jasa konstruksi untuk melaksanakan pembangunan proyek tersebut. Sistem
semacam ini sering disebut sistem manajemen swakelola. Sistem manajemen
swakelola telah terbukti merupakan metode yang tepat untuk mengatasi persoalan
dunia jasa konstruksi saat ini. Pada pelaksanaan pembangunan di beberapa proyek
swakelola terutama di DIY, menggunakan sistem pengelolaan yang berbeda-beda,
dimana perbedaan itu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sistem
manajemen swakelola akan dapat berkembang bentuknya setiap saat sehingga untuk
mendukung perkembangan tersebut dibutuhkan suatu sistem manajemen yang lebih
baik dari waktu ke waktu agar kualitas hasil pekerjaan semakin baik.
Pada tugas akhir ini, membandingkan sistem manajemen swakelola antar
proyek konstruksi yang dilaksanankan di UMY, UII dan UTY. Ditinjau dari segi
kepemimpinan dan pengawasan, sistem pengelolaan yang diterapkan di UMY dan
UTY mengandung konflik yang dapat mengganggu proses pengelolaan, sedangkan di
UII terhindar dari konflik dan dari ketiga sistem manajemen yang diterapkan bila
ditinjau dari sistem kepemimpinan dan pengawasan, penjaminan mutu, administrasi
dan keuangan mempunyai selisih nilai keefektifan sistem manajemen swakelola.
Dalam pengambilan keputusan, sistem kerja di UMY ditentukan oleh pimpro,
sistem kerja di UII ditentukan berdasarkan musyawarah seluruh anggota tim
swakelola dan sistem kerja di UTY ditentukan oleh pengarah, pengawas proyek dan
pimpro. Sistem kepemimpinan, pengawasan, penjaminan mutu serta administrasi dan
keuangan yang diterapkan di UII nilainya lebih tinggi dibandingkan dengan sistem
pengelolaan yang diterapkan di UMY dan UTY.
Secara umum, pelaksanaan proyek dengan menggunakan sistem manajemen
swakelola tergantung pada kesiapan SDM yang terlibat dalam pembangunan proyek
(perencana, pelaksana dan pengawas), dalam arti semua pihak memiliki komitmen
yang sama serta dapat bekerja secara profesional.
Collections
- Civil Engineering [4220]