dc.contributor.author | Mundakir, 87340024 | |
dc.date.accessioned | 2020-06-17T01:23:28Z | |
dc.date.available | 2020-06-17T01:23:28Z | |
dc.date.issued | 1997 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/123456789/21435 | |
dc.description.abstract | Sebagai salah satu kota penghasil kerajinan batik di wilayah Jawa Tengah,
Pekalongan memiliki potensi yang perlu dikembangkan. Kerajinan batik merupakan
komoditi potensial dan merupakan andalan utama Pekalongan di dunia perdagangan dan
kepariwisataan. Bahkan terdapat beberapa sentra industri batik yang memproduksi batik.
Pemasarannya telah tersebar ke kota-kota besar di Indonesia maupun mancanegara.
Industri batik merupakan salah satu industri andalan yang perlu mendapat
perhatian dan pengembangan mengingat perannya terhadap perekonomian daerah.
Perkembangan industri batik diarahkan pada penmgkatan produksi untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri dan dapat menunjang penmgkatan ekspon.
Akan tetapi sejauh ini kekayaan seni batik yang dimiliki Pekalongan tersebut tidak
dapat terlihat jika hanya diwakili oleh sentra-sentra dan toko-toko yang tersebar di
beberapa tempat tenentu. Karena masih cukup banyak hasil-hasil kerajinan batik di
Pekalongan yang perlu diperlihatkan bagi masyarakat luas. Bahkan Pekalongan
merupakan kota penghasil batik yang cukup besar.
Pusat Industri Batik Pekalongan sebuah kawasan bagi pengrajin batik untuk
meningkatkan kualitas maupun kuantitas produksi sena meningkatkan kesejahteraan
masyarakat pengrajin batik pada khususnya. Lingkungan kawasan ini masyarakat dapat
menikmati secara langsung proses pembuatan maupun sejarah perkembangan batik
sebagai obyek wisata sena salah satu upaya untuk melestarikan hasil karya seni budaya
Pekalongan dan dapat mendukung identitas kota sebagai kota Batik.
Maka permasalahan yang ada sebenarnya penataan kawasan adalah mutu
produksi, modal bahan baku, usaha promosi dan pemasaran yang kurang terpenuhi oleh
sebagian besar perusahaan karena terbatasnya biaya dan kemampuan sena bagaimana
menampilkan hasil-hasil kerajinan batik tersebut dapat dinikmati dan diketahui
masyarakat luas. Dengan demikian publik menjadi mengetahui dan mengerti hasil
kerajinan yang ada di kota Pekalongan.
Penataan kawasan dengan pola sirkulasi yang memisahkan jalur kendaraan dengan
manusia menciptakan ruang gerak yang aman, bebas dan nyaman bagi pengunjung.
Sirkulasi bentuk simpul pada plasa sebagai pengikat antar bangunan, dengan
menampilkan bentuk-bentuk bangunan yang diberi ornamen-ornamen pada bagian
tenentu sebagai daya tarik dan membedakan terhadap bangunan lainnya. Suasana seperti
ini akan menjadi lebih menarik bagi pengunjung untuk menikmatinya, dengan penataan
letak dan vegetasi sebagai keseimbangan Iingkungan sena mengurangi efek yang
ditimbulkan dari limbah industri guna terciptanya Iingkungan kawasan industri yang
berwawasan Iingkungan. | en_US |
dc.publisher | Universitas Islam Indonesia | en_US |
dc.subject | Pusat Industri Batik Pekalongan | en_US |
dc.subject | Sebagai Upaya Pelestarian Budaya Batik | en_US |
dc.subject | Landasan Konsepsual Perancangan | en_US |
dc.title | Pusat Industri Batik Pekalongan Sebagai Upaya Pelestarian Budaya Batik Landasan Konsepsual Perancangan | en_US |