Show simple item record

dc.contributor.authorDamai Septa, 01512144
dc.date.accessioned2020-06-17T01:20:00Z
dc.date.available2020-06-17T01:20:00Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/21430
dc.description.abstractPerubahan status kota Pangkalpinang dari kotamadya menjadi ibukota propinsi kepulauan Bangka Belitung menjadikan Pangkalpinang sebagai faktor penarik migrasi masuknya segala kegiatan perekonomian, industri dan lain sebagainya. Pelabuhan Pangkalbalam sebagai pintu gerbang kota Pangkalpinang diharapkan tidak saja memiliki fasilitas-fasilitas yang memenuhi kebutuhan fungsionalnya mengingat banyaknya kekurangan yang dimiliki pelabuhan Pangkalbalam sebagai terminal penumpang, namun juga diharapkan dapat memberikan kesan yang kuat akan kota Pangkalpinang. Salah satunya dengan menjadikan pelabuhan Pangkalbalam sebagai landmark kota Pangkalpinang. Landmark kota sendiri dapat diadaptasi langsung dari kebudayaan yang dimiliki kota Pangkalpinang khususnya Bangka Belitung, karena kebudayaan dinilai memiliki ciri khas yang tidak mudah dilupakan orang. Salah satu kebudayaan yang dapat diambil adalah upacara "Sepintu Sedulang". Upacara Sepintu Sedulang sendiri merupakan ungkapan rasa syukur masyarakat Bangka Belitung kepada Tuhan, yang disajikan dalam bentuk mengantarkan hidangan lengkap ke balai-balai pertemuan atau masjid untuk saling ditukarkan dan dinikmati bersama-sama. Keunikan Sepintu Sedulang muncul pada prosesi upacara Sepintu Sedulang dari tahap menyiapkan hidangan, mengantarkan hidangan dan menikmati hidangan, hingga pada wadah atau tempat yang digunakan untuk mengantarkan hidangan. Transformasi Sepintu Sedulang ke dalam desain bangunan dilakukan melalui metode metafora tangible dengan mengadaptasi langsung bentuk dulang dan tutup dulang ke dalam bentuk dan penampilan bangunan. Sedangkan prosesi Sepintu Sedulang yang meiputi tiga tahap diatas ditransformasikan dengan metode metafora intangible ke dalam penataan ruang-ruang dalam. Redesain bangunan terminal penumpang kapal laut pelabuhan Pangkalbalam diharapkan dapat menampung seluruh kegiatan secara terpadu dengan mengambil filosofi upacara Sepintu Sedulang sebagai yang mengungkapkan rasa syukur pada bangunan dan sekaligus menjadi salah satu landmark kota Pangkalpinang.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectRedesain Terminalen_US
dc.subjectPenumpang Kapal Lauten_US
dc.subjectPelabuhan Pangkalbalamen_US
dc.subjectPangkalpinangen_US
dc.subjectPencerminan "Sepintu Sedulang"en_US
dc.subjectCitra Bangunanen_US
dc.subjectLandmark Kotaen_US
dc.titleRedesain Terminal Penumpang Kapal Laut Pelabuhan Pangkalbalam - Pangkalpinang Pencerminan "Sepintu Sedulang" pada Citra Bangunan sebagai Landmark Kotaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record