Simulasi Pembangkitan Listrik Tenaga Pasang Surut Sistem Daur Ganda dengan Kolam Tunggal (Studi Kasus Pulau Sumatra)
Abstract
Peningkatan akan permintaan tenaga listrik tidak seiring dengan penyediaan
kebutuhan yang ada sehingga perlu diupayakan sumber daya yang lain yang dapat
membantu memecahkan persoalan ini. Sumber energi alternative yang cukup
menjanjikan adalah sumber energi yang berasal dari laut, misalnya energi gelombang
dan energi pasang surut. Diluar negri, energi pasang surut dimanfaatkan sebagai
sumber tenaga pembangkit listrik namun di Indonesia hal tersebut masih belum
mendapatkan perhatian. Berdasarkan hal tersebut peneliti mengadakan penelitian
"Simulasi Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut Sistem Daur Ganda Dengan Kolam
Tunggal".
Pemanfaatan tenaga pasang surut sebagai sumber energi untuk pembangkit listrik
dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, Pada prinsipnya dibedakan menjadi
tiga, yaitu susunan kolam tunggal, susunan kolam ganda, dan susunan kolam bersama.
Dalam susunan kolam tunggal energi listrik dapat dibangkitkan dengan menggunakan
tiga macam sistem daur yaitu sistem daur pasang tunggal, sistem daur surut tunggal,
dan sistem daur ganda. Susunan kolam ganda ditandai dengan adanya dua buah kolam
yang mempunyai elevasi dasar kolam yang sama, masing-masing kolam boleh
mempunyai satu unit turbin atau lebih. Tiap-tiap kolam dalam susunan kolam ganda
hanya boleh mengguakan satu macam daur saja yaitu daur pasang tunggal atau daur
surut tunggal, bila kolam pertama menggunakan daur pasang tunggal (pembangkitan
listrik memanfaatkan pasang air laut) maka kolam kedua menggunakan daur air surut
tunggal (pembangkitan listrik memanfaatkan surut air laut) atau sebaliknya. Susunan
kolam bersama juga ditandai dengan adanya dua kolam yang, namun kedua kolam ini
mempunyai elevasi dasar kolam yang berbeda dan posisi turbin berada diantara kolam
pertama dan kedua, kolam pertama mempunyai elevasi yang lebih tinggi dibandingkan
kolam kedua, kolam pertama digunakan untuk menampung air laut pada saat pasang
sedangkan kolam kedua digunakan untuk menampung air yang dialirkan dari kolam
pertama dan membuang air menuju laut saat air laut mengalami surut. Dalam susunan
kolam bersama pembangkitan listrik dilakukan pada saat pengaliran air dari kolam
pertama (elevasi tinggi) menuju kolam kedua (elevasi rendah). Dari ketiga sistem
tersebut. Peneliti menggunakan susunan kolam tunggal dengan daur sistem daur ganda.
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap 29 stasiun pasang
surut yang berada di kawasan Pulau Sumatra diperkirakan ada 7 tempat yang
berpotensi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut, hal ini ditandai dengan
adanya perbedaan tinggi pasang surut rata-rata lebih dari 2,5 m. Ketujuh tempat itu
adalah Sungai asahan (2,66 m), Bagan Siapi-api (5,12 m), Blandong (3,28 m), Sungai
Indragiri (2,84 m), Sungai Jambi (2,52 m), Muntor (2,79 m), Sungai Musi (2,74 m).
Dari hasil analisis data daerah Bagan Siapi api memiliki potensi kandungan energi
tebesar untuk kawasan Sumatra, energiyang dihasilkan untuk setiap tahunnya adalah
sebesar 476.167,39 kWh. Dari penelitian untuk tinjauan daerah di Bagan Siapi api
diperoleh Luas kolam minimal adalah 1,27 hektar, luas kolam optimal adalah 6,3
hektar. Energi yang dihasilkan untuk luas kolam optimal dengan 1 unit turbin adalah
3.536,83 MWh dan energi yang dihasilkan untuk luas kolam 76,2 hektar dengan 30
unit turbin adalah 74.824,372 MWh.
Collections
- Civil Engineering [4205]