Hubungan Panjang Bentang dengan Berat Gelagar Pelat Berpengaku dan Tanpa Pengaku pada Jembatan
Abstract
Kebutuhan material konstruksi jembatan dewasa ini cukup meningkat,
khususnya material untuk balok atau gelagar. Tingginya kebutuhan tersebut
diikuti dengan penggunaan material yang ekonomis dan efisien. Namun
kebutuhan tersebut belum tentu dapat dipenuhi dengan memakai material
pabrikan. Untuk mendapatkan spesifikasi yang diperlukan maka digunakan
gelagar pelat. Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk
membandingkan berat gelagar pelat berpengaku dan tanpa pengaku pada setiap
bentangnya, dengan hasil akhir berupa tampilan grafik perbandingan panjang
bentang dengan berat gelagar pelat tersebut.
Dalam perancangan gelagar pelat ini digunakan cara coba-coba (trial
error) dengan menitikberatkan pada penghitungan beban, penentuan ukuran plat
badan dan sayap, penentuan jarak pengaku tengah dan ukuran pengaku tengah dan
menentukan ukuran pengaku dukung. Untuk memudahkan penghitungan
digunakan microsoft office excel.
Dari hasil akhir perhitungan analisis maka didapatkan hasil yaitu berat gelagar
pelat tanpa pengaku lebih besar dari berat gelagarberpengaku. Hal ini dipengaruhi
oleh adanya perubahan pada tebal badan pelat, dimana untuk gelagar pelat tanpa
pengaku ketebalan badannya lebih besar dibandingkan gelagar pelat berpengaku.
Kenaikan berat gelagar pelat disetiap bentangnya baik berpengaku maupun tanpa
pengaku mengakibatkan grafik menjadi mendekati bentuk garis linear. Sedangkan
rasio berat gelagar pelat total berpengaku terhadap gelagar pelat tanpa pengaku
pada bentang 10 - 50 m secara berurutan adalah sebesar 0.836, 0.765, 0.785,
0.779, 0.806, 0.805, 0.818, 0.833 dan 0.836. Nilai kisaran untuk rasio berat
gelagar berpengaku terhadap gelagar pelat tanpa pengaku ternyata berada pada
nilai rasio 0.80 dan untuk nilai efisiensinya adalah sebesar 20 %.
Collections
- Civil Engineering [4199]