Show simple item record

dc.contributor.authorRini Ambarwati, 95340023
dc.date.accessioned2020-06-16T01:21:59Z
dc.date.available2020-06-16T01:21:59Z
dc.date.issued2000
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/21406
dc.description.abstractAda beberapa permasalahan yang dialami kota-kota besar di dunia dan juga di Indonesia, salah satunya adalah munculnya lingkungan-lingkungan kumuh yang menimbulkan berbagai macam permasalahan baik fisik maupun non fisik, antara lain kepadatan penduduk yang tinggi, sanitasi yang buruk, kualitas hunian yang rendah, ketidakteraturan tata ruang dan hirarki jalan, serta ketidakjelasan penguasaan dan kepemilikan tanah. Tidak tersedianya kapling-kapling tanah matang dalam suatu lingkungan yang direncanakan dengan baik, menyebabkan orang terpaksa membangun diatas tanah yang tidak direncanakan lebih dahulu, sehingga terjadi suatu lingkungan perumahan yang tidak teratur tanpa sarana dan prasarana perumahan yang layak. Salah satu permasalahan yang dialami pemukiman tepi sungai Bengawan Solo di kota Cepu tepatnya pada kawasan Pinggiran adalah mengenai pembangunan rumah-rumah yang tidak memenuhi peraturan sempadan sungai sehingga saat hujan turun dan air sungai meluap, maka banyak rumah-rumah penduduk yang digenangi air. Selain itu perumahan yang bermasalah ini juga dekat dengan kegiatan perdagangan, dan bisa dikatakan bahwa penduduk pada Kawasan Pinggiran ini sebagian memiliki mata pencaharian sebagai pedagang. Akibat aktivitas menyebabkan ini banyak pendatang yang akhirnya berdomisili disekitar area perdagangan (pasar) dan membangun rumah di sekitar pasar. Pada Laporan TGA ini mencoba mencari solusi dari permasalahan perumahan yang ada, yaitu dengan adanya penataan yang merupakan upaya pemenuhan kebutuhan perumahan dengan mempertimbangkan efisiensi lahan yang dalam hal ini diwujudkan dalam bentuk Rumah Susun yang hanya terdiri 2-3 lantai, mengingat lokasi site terpilih yang dekat dengan sungai Bengawan Solo. Dari permasalahan ini dapat diambil suatu keuntungan dari beberapa segi permasalahan yang dicoba untuk diselesaikan diantaranya dengan dipenuhinya open space yang cukup baik untuk area bermain anak, sirkulasi yang cukup baik dan nyaman tidak seperti sebelumnya yang hanya berupa gang-gang kecil dan berujung pada gang buntu, juga mencoba memenuhi kebutuhan ruang-ruang bersama seperti ruang parkir gerobak, kendaran, ruang cuci / jemur bersama juga penyediaan area berdagang pada malam hari untuk pedagang kaki lima seperti tempat berjualan gorengan.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectPenataan Permukimanen_US
dc.subjectTepi Sungai Bensawan Soloen_US
dc.subjectKota Cepuen_US
dc.subjectPermukiman di Area Perdaganganen_US
dc.subjectKawasan Pinggiranen_US
dc.titlePenataan Permukiman Tepi Sungai Bensawan Solo di Kota Cepu Studi Kasus: Permukiman di Area Perdagangan pada Kawasan Pinggiranen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record