Show simple item record

dc.contributor.authorYudesna Pandupaksi, 04512114
dc.date.accessioned2020-06-16T01:17:43Z
dc.date.available2020-06-16T01:17:43Z
dc.date.issued2008
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/21396
dc.description.abstractLatar Belakang: Yogyakata merupakan kota pelajar, ditandai dengan banyak adanya instansi pendidikan yang banyak berkembang di Yogyakata sehingga jumlah pelajar di Yogyakarta juga meningkat. Konsumen dan penggemar anime dan fokusafsu sebagian besar adalah pelajar dan mahasiswa sehingga berdampak baik untuk perkembangan anime di Yogyakarta. Untuk mengembangkan komik-komik indie atau komik Indonesia yang agar dapat bersaing dengan komik-komik asing, kita harus banyak belajar dari komik Jepang secara teknis dan non teknisnya. Perkembangan itu harus didukung dengan tasilitas-fasilitas yang memadai maka diperlukan sebuah comic school yang mewadahi minat dan bakat yang membantu pengembangan teknik dan karakter komik Indonesia. Dalam perkembangan komik Indonesia banyak dipengaruhi oleh komik-komik Jepang atau manga, sehingga apabila kita menyebut kata "komik" maka identik dengan Jepang. Untuk membentuk karakter komik Indonesia yang dapat diterima masyarakat luas banyak unsul dari karakter manga yang diambil dan dicampur untuk membentuk karakter komik Indonesia. Begitu juga halnya dengan arsitektur agar dapat dikomunikasikan kepada masyarakat luas maka akulturasi arsitektur Jepang dan arsitektur Indonesia menjadi penting. Tujuan: Merumuskan sebuah konsep perencanaan dan perancangan dalam bangunan school of comic and anime yang mengungkapkan akulturasi budaya Jepang dan Indonesia melalui arsitektur Jepang dan arsitektur Indonesia untuk membentuk dan mengembangkan karakter komik Indonesia Konsep perancangan: 1) Konsep Gubahan Massa: terdiri dari 3 massa besar sebagai comic school yang terdiri dari bangunan untuk area sekolah yang berkarakter arsitektur Indonesia, bangunan untuk area kantor pengelola yang berkarakter arsitektur Jepang dan bangunan yang terdiri dari area ruang multifungsi (hall, auditorium) dan ruang penunjang ( mushola, cafe, bookstore, dll) yang berkarakter perpaduan antara arsitektur Jepang dan arsitektur Indonesia, diantara 3 massa besar terdapat 3 ruang terbuka (open space). 2) Konsep Fasade Bangunan: a) Bangunan berkarakter arsitektur Jepang mengambil bentuk karakter dari Komyo-ji karya Tadao Ando yang mempunyai karakter: geometri berbentuk persegi, pola bidang dominan akan pola garis vertikal dan horizontal, mempunyai gaya yang simple dan tidak banyak detail, b) Bangunan berkarakter arsitektur Indonesia berpatokan pada karakter arsitektur Candi Borobudur yang memiliki karakter geometri berbentuk melingkar, pola bidang berupa perlubangan berbentuk wajik seperti perlubangan pada stupa Borobudur, bentuk denah memusat ke dalam dan ke atas dengan peralihan bentuk dari persegi menjadi kotak. c) Bangunan berkarakter perpaduan arsitektur Komyo-ji dan Borobudur, karakter tersebut diantaranya adalah: Bentuk bangunan dengan karakter: geometri berbentuk melingkar dan persegi, dan bentuk denah memusat ke dalam dan ke atas dengan peralihan bentuk dari persegi menjadi kotak; Pola bidang dengan karakter: pola berbentuk wajik seperti pola perlubangan pada stupa Candi Borobudur, pola garis vertikal dan horizontal. Hasil Rancangan: 1) Bangunan kantor: Bangunan kantor ini berkonsep arsitekturJepang dengan mengacu pada Komyo-ji. Tapak luar atau eksterior bangunan terlihat bahwa screen atau dinding pada bagian luar hanya berpola garis-garis vertikal dan berangsur-angsur menjadi vertikal dan horizontal saat memasuki interior bangunan. Pada interior bangunan pola dinding terlihat berbeda pada sisi kanan dan kiri untuk menunjukkan pola perubahan dari pola vertikal pada eksterior bangunan dan pola vertikal dan horizontal pada interior bangunan. Nuansa arsitektur Jepang lebih kental/ terasa pada ruang tamu, 2) Bangunan sekolah: Bangunan ini mempunyai konsep arsitektur Borobudur dengan karakter arsitektur Indonesia. Bangunan ini mempunyai bentuk denah yang menyerupai denah Borobudur yaitu bentuk luar yang berbentuk gerigi kemudian ke tengah berbentuk kotak dan semakin ke tengah berangsur-angsur berubah menjadi bentuk lingkaran. Interior ruang studio manual terdapat pola-pola dinding yang berwarna warni. Inferior ruang kelas teori minimalis dengan pola-pola dinding. Interior perpustakaan yang berda di lantai 2 yang dihubungkan dengan tangga memutar, pada bagian tengah terdapat void dan atasnya terdapat atap kaca yang berbentuk lingkaran. 3) Bangunan auditorium, expo room dan bangunan penunjang: Bangunan ini memadukan arsitektur Komyo-ji dengan karakter Jepang dan arsitektur Borobudur dengan karakter Indonesia dengan cara mengambil bentukan bentukan dari masing masing karakter seperti karakter Komyo-ji dengan bentuk kotak-kotak seperti huruf 'L' yang mengambil bentuk dari bangunan kantor dan bentuk lingkaran yang mengambil bentuk dasar stupa pada bangunan sekolah. Kemudian cara kedua adalah dengan mengambil bentuk pola-pola dinding vertikal dan horizontal untuk karakter arsitektur Jepang dan penggunaan material batu sebagai wakil dari karakter arsitektur Borobudur (Indonesia). Nuansa akulturasi arsitektur Komyo-ji dan arsitektur Borobudur lebih banyak terlihat pada bagian eksterior bangunan. Pola pola dinding garis garis vertikal berpadu dengan garis garis horizontal terlihat pada dinding luar pada bangunan auditorium dan bangunan penunjang yang mempertegas konsep akulturasi arsitektur Jepang dan arsitektur Indonesia.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectSekolah Komik dan Animeen_US
dc.subjectAkulturasi antara Arsitektur Komyo-Jien_US
dc.subjectArsitektur Borobuduren_US
dc.subjectCitra Bangunanen_US
dc.titleSekolah Komik dan Anime Akulturasi antara Arsitektur Komyo-Ji dan Arsitektur Borobudur pada Citra Bangunanen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record