Show simple item record

dc.contributor.authorM. Arnis Fauzi, 02513039
dc.date.accessioned2020-06-15T01:15:37Z
dc.date.available2020-06-15T01:15:37Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/21352
dc.description.abstractSalah satu permasalahan lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan industri tahu yaitu pencemaran terhadap badan air baik sungai, danau maupun badan air lainnya dan bahkan air tanah. Hal ini disebabkan hampir semua pabrik tahu yang ada tidak melakukan pengolahan limbah terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan air, padahal kandungan bahan organik dari limbah tahu tersebut sangat tinggi. Pada penelitian ini dilakukan pengolahan dengan sistem constructed wetlands dengan menggunakan tanaman kangkung air sebagai media penyerap konsentrasi nitrat dan fosfat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kapasitas serapan oleh tanaman terhadap kandungan nitrat dan fosfat. Untuk mengetahui apakah tanaman tersebut aman jika dikonsumsi kembali (reuse) oleh manusia, dan untuk mengetahui seberapa besar efisiensi penurunan kandungan nitrat dan fosfat yang terdapat pada lumpur (sludge) di constructed wetlands. Dalam penelitian ini digunakan reaktor terbuat dari kayu yang dilapisi dengan plastik dengan ukuran 0,5 mx 1,0 m. Setiap reaktor diberi media tanah dengan tinggi 10 cm, dan diberi tanaman sebanyak 20 buah dengan jarak tanam 20 cm x 12.5 cm. Reaktor tersebut diberi perlakuan dengan konsentrasi limbah yang bervariasi (100%, 75%, 50%, 25% dan 0% sebagai kontrol), dan waktu pengambilan sampel (hari ke 0, 3, 6, 9 dan 12). Dengan menggunakan metode analisa sesuai SNI (M-49-1990-03) untuk pengujian parameter nitrat dan untuk kandungan fosfat menggunakan metode analisa sesuai SNI (M-52-1990-03). Karakteristik limbah pada hari ke-12 telah mengalami perubahan sehingga tanaman mampu menyerap nitrat dan fosfat lebih optimal, maka hasil yang didapat dalam penelitian ini diketahui bahwa tanaman dapat menyerap kandungan nitrat dan fosfor sebesar 0,099 mg/gr atau 98,905 mg/L, dan 0,033 mg/gr atau 32,51 mg/L sampai hari ke-12. Kualitas kandungan organik tersebut melampaui standar baku mutu air minum yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001, sehingga tanaman tersebut dapat dikatakan tidak aman untuk dikonsumsi kembali oleh manusia. Kata kunci: constructed wetlands, fosfat, kangkung air, limbah tahu, nitraten_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectconstructed wetlandsen_US
dc.subjectfosfaten_US
dc.subjectkangkung airen_US
dc.subjectlimbah tahuen_US
dc.subjectnitraten_US
dc.titleTingkat Penyerapan Nitrat dan Fosfat dari Limbah Cair Pabrik Tahu dengan Menggunakan Tanaman Kangkung Air (Ipomoea Aquatica) pada Sistem Constructed Wetlandsen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record