Show simple item record

dc.contributor.authorYani Kurniawan, 97511316
dc.contributor.authorSusanto, 97511190
dc.date.accessioned2020-06-12T04:42:56Z
dc.date.available2020-06-12T04:42:56Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/21299
dc.description.abstractRuang lingkup pelaksanaan sebuah proyek konstruksi bangunan gedung mempunyai potensi kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Dalam perkembangannya, program Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 ) yang dilaksanakan dalam upaya pencegahan terjadinya kecelakaan kerja dalam pelaksanaannya semakin lama semakin dibutuhkan. Rendahnya pengetahuan dan penerapan program kesehatan dan keselamatan kerja di sebuah proyek konstruksi bangunan gedung adalah hal yang dihadapi oleh kalangan pekerja konstruksi di Indonesia. Pengenalan resiko atau bahaya di sebuah proyek konstruksi bangunan gedung kepada pekerja perlu mendapat perhatian lebih. Sebagai langkah dalam penyempurnaan program kesehatan dan keselamatan kerja di proyek konstruksi bangunan gedung, sebuah identifikasi pada resiko atau potensi terjadinya kecelakaan kerja pada pelaksanaan jenis pekerjaan di proyek konstruksi bangunan gedung perlu dilakukan. Dalam penelitian ini akan diteliti jenis pekerjaan yang mempunyai resiko kecelakaan kerja tertinggi pada proyek konstruksi bangunan gedung di Yogyakarta. Hasil pengolahan data nantinya akan diketahui jenis pekerjaan yang sering menimbulkan kecelakaan kerja, jenis pekerjaan yang beresiko terjadi cedera ringan, jenis pekerjaan yang beresiko terjadi cedera berat, jenis pekerjaan yang beresiko terjadi cacat, jenis pekerjaan yang beresiko terjadi kematian. Serta beberapa analisis data pendukung seperti pengaruh faktor ketinggian dan pengalaman kerja. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuesioner dan wawancara yang dilakukan kepada 35 orang responden yang bekerja di proyek konstruksi bangunan gedung di Yogyakarta yang masih berjalan, dan beberapa perusahaan jasa konstruksi yang berdomisili di Yogyakarta. Dari data yang diperoleh dari kuesioner, maka data akan diolah dengan menggunakan frequencies table dan multiple response pada program SPSS 11.5. Untuk mendukung hasil penelitian ini, maka dilakukan wawancara dengan ahli kesehatan dan keselamatan kerja. Secara keseluruhan pekerjaan bekisting menempati urutan pertama sebagai jenis pekerjaan yang mempunyai resiko terjadi kecelakaan kerja paling tinggi ( 41.4 % ), pekerjaan atap menempati urutan kedua (16.1 % ), dan pekerjaan scaffolding menempati urutan ketiga ( 10.3 % ). Cedera yang sering ditemui dan terjadi pada kecelakaan kerja di proyek konstruksi bangunan gedung adalah cedera ringan ( 68.8 % ). Faktor paling berpengaruh pada kecelakaan kerja yang terjadi adalah faktor kelalaian manusia sebesar ( 74.3 % ).en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectIdentifikasi Jenis Pekerjaanen_US
dc.subjectBeresiko Tinggien_US
dc.subjectProyek Konstruksien_US
dc.subjectBangunan Gedung di Yogyakartaen_US
dc.titleIdentifikasi Jenis Pekerjaan Beresiko Tinggi pada Proyek Konstruksi Bangunan Gedung di Yogyakartaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record