Show simple item record

dc.contributor.authorAzkawati Adyanora, 97512152
dc.date.accessioned2020-06-10T07:04:34Z
dc.date.available2020-06-10T07:04:34Z
dc.date.issued2002
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/21232
dc.description.abstractDi era globalisasi sekarang ini, persaingan cerita-cerita yang beredar di masyarakat pada saat ini sangat bervariasi, sehingga keberadaan cerita rakyat menjadi tergeser. Dengan tergesernya keberadaan cerita rakyat ini sangat dikhawatirkan akan menurunnya juga generasi-generasi yang diharapkan dapat mempertahankan keberadaan dari cerita rakyat. Melihat fenomena tersebut dan adanya potensi yang dimiliki kota Jogjakarta, maka ditempatkan suatu wadah yang berupa Fasilitas Apresiasi Cerita Rakyat Nusantara yang dapat digunakan sebagai sarana informatif untuk memperluas wawasan dan pengetahuan tentang cerita rakyat. Citra bangunan Fasilitas Apresiasi Cerita Rakyat Nusantara seyogyanya dikembangkan dari satu dasar yang erat berhubungan dengan cerita rakyat, dalam hal ini adalah melalui Candi Prambanan yang memiliki runutan cerita yang mendukung terjadinya candi tersebut. Untuk mendapatkan citra bangunan tersebut maka perlu melakukan pendekatan teoritis maupun faktual. Pendekatan tersebut dilakukan mulai dari pembahasan mengenai prinsip-prinsip preseden, unsur-unsur yang ada pada arsitektur candi maupu hal-hal yang berkaitan dengan citra visual bangunan. Pendekatan/tinjauan teoritis non arsitektural dilakukan dari tahapan-tahapan proses preseden dan karakteristik candi secara terperinci sampai dengan pelaku yang terkait dengan proses tersebut. Pendekatan perancangan Fasilitas Apresiasi Cerita Rakyat Nusantara ini disusun dengan menginterpretasikan preseden arsitektur Candi Prambanan. Candi tersebut dijadikan jembatan bagi perancangan Fasilitas Apresiasi Cerita Rakyat Nusantara dengan mempelajari unsur-unsur candi yang yang akan dijadikan acuan preseden. Unsur-unsur tersebut adalah elemen kepala-badan-kaki candi diterapkan pada bentuk bangunan, simetri candi diterapkan pada simetri tampak bangunan, hierarki diterapkan pada pencapaian dan sirkulasi, pola massa candi diterapkan pada penzoningan dan pola massa bangunan. Dari analisa akan menghasilkan konsep fata ruang luar dan tata ruang dalam, yaitu ; konsep penzoningan untuk membedakan letak ruang-ruang yang publik (hall, pameran, diorama, dll), semiprivat (pertemuan, latihan, dll) dan privat (pertunjukan, audivisual), konsep pola massa bangunan yang mengkombinasikan massa yang kecil dan massa yang besar, konsep orientasi bangunan yang mengarah ke Timur dan Selatan, konsep pencapaian dan sirkulasi yang memisahkan jalur antara pengunjung dengan pengelola, konsep bentuk bangunan dan konsep penampilan bangunan yang mengadopsi unsure kepala-badan-kaki. Konsep suasana ruang yang apresiatif yang mengolah beberapa elemen ruang (lantai, proprsi-skala, warna, teksture dan pencahayaan).en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectFasilitas Apresiasien_US
dc.subjectCerita Rakyat Nusantaraen_US
dc.subjectKawasan Wisata Candi Prambananen_US
dc.subjectUngkapan Citra Visualen_US
dc.subjectMelalui Pendekatan Presedenen_US
dc.subjectArsitektur Candi Prambananen_US
dc.titleFasilitas Apresiasi Cerita Rakyat Nusantara di Kawasan Wisata Candi Prambanan Ungkapan Citra Visual Melalui Pendekatan Preseden Arsitektur Candi Prambananen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record