Show simple item record

dc.contributor.authorYogi Jatnika, 94340081
dc.date.accessioned2020-06-10T05:22:57Z
dc.date.available2020-06-10T05:22:57Z
dc.date.issued2001
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/21221
dc.description.abstractKota madya Bandung sebagai ibukota Propinsi Jawa barat terletak di bagian Selatan Propinsi Jawa Barat, yang berfungsi sebagai Pusat Pemerintahan, pendidikan, perdagangan,industri ,kebudayaan dan pariwisata.Fungsi tersebut memberikan peluang kegiatan yang sangat luas yang memacu perkembangan dan pertumbuhan kota Bandung-Masalah kota bermunculan seperti arus urbanisasi yang tinggi yang menyebabkan permasalahan transportasi menjadi tidak memadai. Terminal sebagai simpul pelayanan transportasi yang merupakan prasaran transportasi jalan untuk keperluan menaikan dan menurunkan penumpang atau barang, perpindahan intra dan antar moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum. Terminal besar di Kota Madya Bandung yang ada pada saat ini yaitu terminal Cicaheum dan Mohamad Toha sebagai pembangkit dan penarik pergerakan terbesar di Bandung, dihadapkan pada persoalan kapasitas pelayanan yang sudah tidak seimbang dengan perkembangan kota Bandung. Terminal yang dapat melayani tingkat pekembangan dan kapasitas antar kota dan antar propinsi yang sangant besar adalah Terminal Tipe A. Lokasi yang ditentukan pemerintah dan menunjang kriteria untuk terminal tipe A adalah di Gede Bage. Terminal ini adalah salah satu tempat yang memiliki tingkat polusi yang tinggi, yang disebabkan oleh asap kendaraan, suara bising kendaraan, sampah yang berserakan serta tetesan oli dan minyak yang mengakibatkan kerusakan lingkungan sekitar secara perlahan-lahan. Keadaan terminal yang gersang dan tidak asri menimbulkan permasalahan ketidaknyamanan, yang tidak hanya pada lingkungan sekitar tetapi pada manusia pemakai jasa terminal juga. Salah satu hal yang dapat menyeimbangkan kelestarian lingkungan serta mengurangi permasalahan ketidaknyamanan tersebut yaitu dengan membangun terminal penumpang yang berwawasan lingkungan, yang diaplikasikan dalam arsitektural adalah yang berwawasan Arsitektur Hijau, baik dalam rancangan bangunan dan perencanaan lansekapnya. Pelayanan dalam terminal direncanakan dengan memenuhi cakupan kapasitas, fungsi, luas site. Perencanaan yang mendukung aplikasi arsitektur hijau banyak dilihat dari faktor klimatik pada daerah tersebut, sehingga pengaturan layout/tata letak massa bangunan, pengaturan letak dan pola tata hijau, dan perancangan eksterior bangunan dipengaruhi oleh kondisi klimatik setempat. Perancangan terminal ini yang memperhatikan prinsip arsitektur hijau, pengaplikasiannya pada, layout yaitu untuk memperhatikan arah dan kecepatan angin untuk penghawaan, memperhatikan lintasan matahari untuk penempatan bukaan/cahaya, tata hijau untuk memberi perlindungan terhadap silau, angin, panas, debu serta menyegarkan udara, perencanaan eksterior bangunan untuk memperhatikan perlindungan panas matahari dengan sistem pembayangan, mengutamakan kelancaran ventilasi silang untuk penghawaan dan kelembaban.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectTerminal Penumpang Tipe A Gede Bageen_US
dc.subjectKotamadya Bandungen_US
dc.subjectPerancangan Terminal Penumpangen_US
dc.subjectBerwawasan Arsitektur Hijauen_US
dc.titleTerminal Penumpang Tipe A Gede Bage di Kotamadya Bandung Perancangan Terminal Penumpang yang Berwawasan Arsitektur Hijauen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record