Solidifikasi Limbah Bottom Ash Industri Tekstil PT. APAC dari Pembakaran Incenerator dengan Pemanfaatan Paving Blok
Abstract
Dengan berkembangnya industri tekstil tentunya diikuti dengan bertambahnya
jumlah limbah dari proses produksi yang dihasilkan. Limbah tersebut selain terdiri dari
limbah cair juga menghasilkan produk limbah padat berupa sludge. Penanganan limbah
padat yang tegolong B-3 di Indonesia saat ini masih banyak yang belum memenuhi
kaidah-kaidah penanganan limbah B-3 yang semestinya. Maka perlu dilakukan penelitian
tentang pemanfaatan limbah bottom ash industri tekstil PT. APAC untuk bahan bangunan
(paving blok) dengan prinsip solidifikasi yang memenuhi standar SNI tetapi juga aman
bagi lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perlindian logam
berat (Cu, Cr, Zn) hasil solidifikasi limbah bottom ash industri tekstil serta untuk
mengetahui kuat tekan dan daya serap air paving blok.
Limbah bottom ash industri tekstil PT. APAC dimanfaatkan sebagai bahan susun
paving blok, sebelum pembuatan paving blok dilakukan analisa parameter fisik dan kimia
pada bahan susun terlebih dahulu baru dibuat paving blok setelah itu dilakukan pengujian
daya serap air berdasarkan SK-SNI-M-11-1989-F dan pengujian kuat tekan pada umur 28
hari berdasarkan SK-SNI-M-14-1989-F kemudian dilakukan uji lindi logam berat dengan
metode TCLP {Toxicity Characteristic Leaching Procedure) menurut EPA. Dimensi
paving blok yang digunakan adalah 20 x 10 x 6 cm, campuran pembuatan benda uji
paving blok dengan perbandingan antara semen dan bahan pengisi adalah 1 : 6 dimana
variasi campuran limbahnya adalah 0 %, 20 %, 40 %, 60%dan 80% dari pasir.
Hasil pengujian konsentrasi lindi, nilai konsentrasi paling kecil untuk logam Cu
0,611 mg/l, Cr 0,256 mg/l dan Zn 1,068 mg/l dengan penambahan limbah 20 %
sedangkan konsentrasi paling besar untuk logam Cu 1,596 mg/l dengan penambahan
limbah 60 %, Cr 0,453 mg/l dengan penambahan limbah 80%dan Zn 1,234 mg/l dengan
penambahan limbah 60 %, namun semua konsentrasi tersebut masih dibawah baku mutu
TCLP berdasar PP85/1999. Persentase daya serap air terkecil adalah 15,244 % dengan
penambahan limbah 20 % sedangkan terbesar adalah 29,278 % dengan penambahan
limbah 80 %, jika dibandingkan dengan SII 819-83 daya serap air yang diperoleh tidak
memenuhi standar. Untuk analisa kuat tekan didapatkan nilai kuat tekan terbesar 187,232
kg/cm² dengan penambahan limbah 20 % berdasarkan SNI 03-0691-1996 mutunya B
untuk pelataran parkir sedangkan nilai kuat tekan terkecil 38,048 kg/cm² dengan
penambahan limbah 80 % tidak memenuhi standar sama sekali.
Kata kunci : lindi logam berat, paving blok, kuat tekan, daya serap air
Collections
- Environmental Engineering [1435]