Show simple item record

dc.contributor.authorAgus Sofan, 91310086
dc.contributor.authorWiji Utomo, 91310040
dc.date.accessioned2020-06-06T07:14:36Z
dc.date.available2020-06-06T07:14:36Z
dc.date.issued1997
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/21100
dc.description.abstractJalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas hidup manusia sehari-hari, apalagi bila dilihat dari peran jalan sebagai urat nadi kehidupan ekonomi masyarakat Peningkatan tarap hidup masyarakat sangat berpengaruh terhadap sarana transportasi, seiring dengan mobilisasi manusia, pendistribusian barang dan pengembangan suatu wilayah. Perkerasan jalan merupakan bagian dari jalan yang digunakan sebagai tempat lalu lintas kendaraan sehingga harus dirancang agar dapat mendukung beban kendaraan, tanpa terjadi kerusakan-kerusakan pada perkerasan jalan selama umur yang direncanakan. Namun kenyataan yangada menunjukkan bahwa banyak perkerasan jalan mengalami kerusakan sebelum masa layannya habis, seperti yang terjadi di sepanjang jalan KarangNongko - Nagung, Wates, Kulon Progo, yang mana telah terjadi retak-retak pada bagian pinggir jalan yang kemungkinan disebabkan adanya penyusutan tanah dan kurang kuatnya sokongan samping. Studi kasus ini berusaha mengungkap apa yang menjadi penyebab terjadinya kerusakan pada ruas jalan tersebut dengan mengumpulkan data yang ada pada dinas terkait dan melakukan serangkaian penelitian baik secara langsung di lapangan maupun di laboratorium jalan rayaFTSP UII, seperti : pengujian CBR dengan DCP, pengujian sand cone, core drill, ekstraksi aspal, analisa saringan, uji proctor standar, batas cair, batas plastis, berat jenis bulk dan klasifikasi tanah dasar. Hasil dari penelitian tersebut diperoleh kadar aspal ekstraksi sebesar 4,442% dan gradasi agregat tidak sesuai dengan spesifikasi. Pada lapis pondasi bawah diperoleh kepadatan kering maksimum 1,696 gr/cc pada kadar air 14,25 % dan derajat kepadatan lapangan rata-rata 100,812 %, kemudian pada tanah dasar diperoleh kepadatan kering maksimum 1,370 gr/cc serta batas plastis dan batas cair masing-masing sebesar 33,994 % dan 54,200 %. Tanah dasar juga mempunyai harga CBR sebesar 5,96 %. Dari hasil studi kasus ini, disimpulkan bahwa penyebab terjadinya kerusakan pada ruas jalan Karang Nongko - Nagung adalah penggunaan aspal di bawah kadar aspal optimum yang disyaratkan (6,70%) dan terjadinya pengausan (abrasi) agregat kasar.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectStudi Kasusen_US
dc.subjectKerusakan Struktur Jalanen_US
dc.subjectSepanjang Jalan Karang Nongko - Nagungen_US
dc.subjectWates, Kabupaten Kulon Progoen_US
dc.titleStudi Kasus Kerusakan Struktur Jalan Sepanjang Jalan Karang Nongko - Nagung, Wates, Kabupaten Kulon Progoen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record