Perancangan Terminal Amir Hamzah di Kabupaten Langkat Aplikasi Sajak Amir Hamzah Sebagai Acuan Pembentuk Eksterior dan Interior
Abstract
Kabupaten Langkat adalah salah satu kabupaten yang berada di sebelah utara Sumatera Utara
yang mempunyai enam kecamatan termasuk Kecamatan Hinai. Laju pertumbuhan kota Hinai
lebih dominan dibandingkan empat kota lain yang setingkatnya baik secara alami (tingkat
kelahiran) maupun penduduk yang datang dari kota lain dengan berbagai profesi, sehingga
masyarakat Hinai mempunyai mobilitas yang cukup tinggi dalam aktifitas mereka sehari-hari.
Untuk memenuhi mobilitas mereka, maka diperlukan tempat dan sarana transportasi yang dapat
melayani mereka dari satu kota ke kota yang lain dan dapat memberikan suasana yang aman,
bersih dan nyaman pada saat mereka menunggu kendaraan transportasi yang akan membawa
mereka ke tempal tujuannya.
Dilihat dari lokasinya, Hinai dikelilingi beberapa daerah tujuan wisata yang berada di Kabupaten
Langkat- seperti Tempat Pemandian dan Rehabilitasi Orang Utan di Bukit Lawang sebagai objek
wisata yang paling populer. Kawasan Hutan Lindung Gunung Leutser dan beberapa objek wisata
lain, dan juga sebagai salah satu kota yang dilalui Jalur Lintas Sumatera. Sehingga Hinai dapat
dikatakan sebagai kota Gerbang Wisata. Langkat (Hinai) juga terkenal dengan kebudayaan
Melayu Deli-nya, seperti tari-tarian (ronggeng), pantun dan sajak. Budayawan yang sangat
terkenal baik di Langkat (Indonesia) maupun di luar negeri adalah Amir Hamzah yang diberi gelar Raja Penyair Pujangga Baru.
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, masuknya budaya barat
mengakibatkan kebudayaan lokal seakan ditinggalkan. Walaupun tidak semua bangunan
mengikuti trend kebarat-baratan ini, seperti bangunan pemerintahan yang tetap mencoba
mempertahankan bentuk arsitektur lokal.
Berdasarkan hal diatas, pengadaan tempat yang dapat mendukung dan memenuhi kebutuhan bagi
masyarakat akan tempat yang aman, bersih dan nyaman saat menunggu kendaraan umum berupa
Perancangan Terminal Amir Hamzah yang menerapkan unsur-unsur arsitektur tradisional agar
masyarakat tidak merasa asing di rumah sendiri dan juga sebagai identitas kota Hinai dengan
mengaplikasikan sajak Amir Hamzah sebagai acuan pembentuk eksterior dan interior pada
bangunan yang nantinya akan menciptakan "bentuk modern" sebagai daya tarik tersendiri
berdasarkan filosofi sajak Amir Hamzah.
Collections
- Architecture [3658]