dc.description.abstract | Sepak Bola adalah olah raga terpopuler di muka bumi ini. Begitu juga di
kawasan Kabupaten Sleman, sepak bola juga merupakan olah raga paling
diminati masyarakat. Terbukti banyaknya sekolah sepak bola di Sleman dan
bergulirnya Kompetisi Divisi I dan II PSS secara teratur tiap tahunnya. Apalagi
saat Klub PSS Sleman mampu menembus Kompetisi Divisi Utama Liga Sepak
Bola Nasional, euforia masyarakat Sleman dan sekitarnya sangat tinggi demi
mendukung PSS jika berlaga di Stadion Tridadi, markas PSS Sleman.
Namun seiring prestasi yang ditorehkan PSS ternyata tidak didukung oleh
sarana dan prasarana yang layak bagi sebuah klub yang besar. PSS tidak
memiliki markas atau Home Base sendiri. Maka demi menunjang prestasi
pemain dan kinerja seluruh pengurus perlu segera disediakan Home Base yang
representatif bagi PSS.
Karena sepak bola kaya akan terjemahan interpretasi maka proses
pencarian konsep Home Base ini akan melalui pendekatan simbolisasi sepak
bola itu sendiri. Interpretasi itu sendiri akan mengambil dua cara yaitu
ungkapan visual simbolik sepak bola ke dalam rancangan bentuk fisik dan
penghayatan bentuk pola pelatihan sebagai pengalaman ragawi.
Pada ungkapan visual simbolik konsep perancangan akan diambil dari
interpretasi sebuah lapangan sepak bola yang dibagi dalam tiga zone yaitu zona
pertahanan, zona tengah dan zona menyerang. Hal tersebut diungkapkan dalam
pembagian zone pada site yaitu zona perkantoran, zona pelatihan dan zona
penunjang. Ungkapan Iain adalah mengambil sistem susunan pemain sepak
bola yaitu 3-5-2 dengan mewujudkannya melalui bentuk atap sesuai dengan
susunan pemain sepak bola tersebut.
Interpretasi lain adalah penghayatan bentuk pola pelatihan sebagai
pengalaman ragawi yaitu dengan mengadopsi gerakan-gerakan dalam pelatihan
sepak bola yang diungkapkan kedalam elemen-elemen arsitektural. Elemen
arsitektur tersebut terdapat pada kolom, vegetasi, sirkulasi, bukaan dan
dinding. | en_US |