Show simple item record

dc.contributor.authorDwi Angri Mutia, 96340102
dc.date.accessioned2020-05-06T06:22:49Z
dc.date.available2020-05-06T06:22:49Z
dc.date.issued2000
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/20294
dc.description.abstractSurakarta sebagai kota industri, perdagangan dan kebudayaan merupakan pengembangan Jawa Tengah yang diharapkan menjadi pintu gerbang pariwisata Intemasional Jawa Tengah. Dengan potensi kebudayaan yang cukup banyak maka Surakarta berpeluang untuk lebih meningkatkan kepariwisataannya yang saat ini sedang terpuruk. Benteng Vastenburg sebagai salah satu bangunan peninggalan Kolonial Belanda di Surakarta mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai tempat perkembangan kebudayaan mengingat lokasinya yang sangat strategis. Benteng vastenburg merupakan salah satu bangunan peninggalan bersejarah yang merupakan prioritas I penanganan bangunan konseravasi di Surakarta. Benteng Vastenburg terletak di lingkungan bangunan konservasi mempunyai lahan yang cukup luas sehingga cocok untuk dikembangkan sebagai sarana rekreasi kebudayaan yang diharapkan menjadi magnet wisatawan-untuk datang ke Surakarta. Dalam perencanaan Pusat kebudayaan ini menerapkan prinsip rekreatif, dimana akan ditemukan berbagai sarana pengembangan kebudayaan yang rekreatif dengan dipadukan oleh adanya sarana perdagangan rakyat sebagai akomodasi penunjang. Penekanan perencanan pusat pengembangan kebudayaan ini yaitu pada pengolahan perfomance bangunan yang rekreatif dan kontekstual dengan Iingkungan kolonial kawasan Jalan Jendral Sudirman. Yang tercakup dalam perencanaan perfonnance bangunan disini adalah penataan tata ruang dan penampilanl fasade bangunan yang diciptakan rekreatif dan kontekstual dengan bangunan kolonial disekitamya. Konsep yang ingin ditetapkan pada perencanaan pusat, kebudayaan ini adalah menciptakan karakter rekreatif dengan menciptakan keanekaragaman bentuk/massa bangunan, bahan/finishing dan ornamentasi bangunan, yang dipadu dengan komposisi beberapa pola ruang dan terbetuknya sistem/arah yang jelas sehingga akan menciptakan sarana rekreasi yang menyenangkan dan tidak membosankan. Untuk menciptakan karakter rekreatif juga dibuat sarana kebudayaan dengan kompleksitas yang cukup tinggi, diantaranya sarana/panggung pertunjukan kesenian indoor, sarana pertunjukan kesenian outdoor/panggung terbuka, museum perjuangan, galeri kesenian, sanggar kesenian, workshop kerajinan khas Solo, dan sarana perdagangan rakyat. Selain karakter rekreatif juga digunakan konsep bangunan kolonial yang diambil dari typologi bangunan-bangunan kolonial di Kawasan Jalan Jendral Sudirman agar tercipta kesinambungan dengan lingkungan sekitar, diantaranya konsep simetris, monumental dan pengembangan ornamentasi sebagai pembentuk fasade. Konsep perencanaan Pusat kebudayaan ini diharapkan mampu menciptakan sebuah sarana rekreasi kebudayaan yang banyak diminati wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara, sehingga akan memicu perkembangan pariwisata di Surakarta.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectKonservasi Benteng Vastenburgen_US
dc.subjectPengembangan Kebudayaan Di Surakartaen_US
dc.subjectPenekanan Pada Performanceen_US
dc.subjectBangunan Yang Rekreatif Dan Kontekstual Dengan Lingkunganen_US
dc.titleKonservasi Benteng Vastenburg Sebagai Pengembangan Kebudayaan Di Surakarta Penekanan Pada Performance Bangunan Yang Rekreatif Dan Kontekstual Dengan Lingkunganen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record