PRARANCANGAN PABRIK CUMENE DARI PROPYLENE DAN BENZENE DENGAN PROSES Q-MAX KAPASITAS 30.000 TON/TAHUN
View/ Open
Date
2020-01-06Author
Muhammad Zainul Arifin, 14521259
Wisnu Tri Prabowo, 14521344
Metadata
Show full item recordAbstract
Cumene/ isopropylbenzene (C9H12) merupakan bahan baku untuk
pembuatan aseton dan fenol. Pabrik cumene memberikan prospek yang sangat
baik, mengingat kebutuhan cumene di Indonesia yang semakin meningkat dan
belum ada pabrik cumene di Indonesia. Desain awal pabrik cumene dari
propylene dan benzene direncanakan dibangun di Cilegon, Banten di tanah seluas
67.990 m
2
dengan kapasitas produksi 30.000 ton/tahun. Pabrik kimia ini akan
dioperasikan selama 330 hari atau 24 jam sehari dengan total 165 karyawan.
Bahan baku yang dibutuhkan adalah propylene sebanyak 10.665,8981 ton/tahun
dan benzene sebanyak 20.299,2760 ton/tahun.
Cumene diproduksi dengan menggunakan proses Q-max yang dilakukan di
dalam reaktor fixed bed multitubes berlangsung pada fase gas menggunakan
katalis QZ-2000. Reaksi bersifat eksotermis dengan kondisi operasi pada suhu
350ºC dengan tekanan 25 atm. Produk yang dihasilkan adalah cumen dengan
kadar 99,94%. Unit pendukung proses pabrik meliputi unit kebutuhan air, steam,
udara tekan, tenaga listrik dan bahan bakar. Total air yang digunakan sebanyak
251.038,1720 kg/jam. Kebutuhan steam sebesar 40.631,1224 kg/jam. Udara tekan
sebesar 37,3824 m
3
/jam, listrik sebesar 200,5688 kWh, dan bahan bakar sebesar
2,9678 m3/jam. Sebuah parameter kelayakan pendirian pabrik menggunakan
analisia ekonomi dengan Modal Tetap (Fixed Capital Investment) sebesar Rp
962.242.585.237,00 dan Modal Kerja (Working Capital) sebesar Rp
81.048.730.001,00. Total penjualan sebesar Rp 932.382.000.000,00 dan total
production cost sebesar Rp 694.793.305.446,78. Didapatkan keuntungan sebelum
pajak Rp 237.588.694.553,22 dan keuntungan setelah pajak Rp
213.829.825.097,90.
Dari analisa ekonomi dapat ditunjukkan bahwa Percent return on
investment (ROI) sebelum pajak 35,8% dan ROI setelah pajak 25,05%. Pay out
time (POT) sebelum pajak 2,79 tahun sedangkan setelah pajak 3,99 tahun. Break
event point (BEP) sebesar 45,81%. Shut down point (SDP) sebesar 19,48%. Dari
hasil analisa ekonomi pabrik cumene dengan proses Q-max ini layak untuk
didirikan di Indonesia.
Collections
- Chemical Engineering [1174]