PRA RANCANGAN PABRIK KAPROLAKTAM DARI SIKLOHEKSANON OKSIM DAN ASAM SULFAT DENGAN KAPASITAS 34.000 TON/TAHUN
View/ Open
Date
2020-01Author
Ghalib M. Yusuf, 14521232
Fauzi Ahmadul B., 14521250
Metadata
Show full item recordAbstract
Pabrik Kaprolaktam dari Sikloheksanon Oksim dan Asam Sulfat yang dirancang
dengan kapasitas 34.000 ton/tahun, direncanakan didirikan di Cilegon, Jawa Barat
dengan luas tanah 34.000 m
. Kebutuhan Sikloheksanon oksim diimport dari China yaitu
Shanghai Miner Chemical Technology Co.Ltd. China, Shanghai, Luwan dengan kapasitas
produksi Siklohensanon Oksim sebanyak 86.000 ton/tahun.
Sedangkan untuk air diambil dari sungai dengan jumlah yang tidak terbatas dan ada
disekitar pabrik yang akan dibangun tersebut. Untuk katalis Asam Sulfat (H
2
)
didapatkan dari kerjasama dengan PT Petrokimia Gresik dengan kapasitas 63.000
ton/tahun dan Natrium Oksida (NaOH) didapatkan dari kerjasama dengan PT. Industri
Soda Indonesia, Sidoarjo dengan kapasitas 54.000 ton/tahun. Bentuk perusahaan dipilih
badan hukum berbentuk Perseroan Terbatas (PT).
Pembuatan Kaprolaktam ini menggunakan proses DSM (Deucth States Mines)
yaitu menggunakan bahan sikloheksanon oxim, asam sulfat dan natrium hidroksida 60%
melalui tahapan-tahapan sebagai berikut; bahan baku silkoheksanon oksim dan asam
2
SO
4
sulfat direaksikan di dalam reaktor alir tangki berpengaduk (RATB) yang disusun secara
paralel sebanyak 1 buah. Reaksi terjadi pada suhu 110
C dan tekanan 1 atm. Hasil reaksi
berupa Kaprolaktam sulfat, Sikloheksanon oksim sisa, Asam sulfat sisa, Air, dan
impuritis berupa sikloheksanon. Kaprolaktam sulfat dan asam sulfat sisa, dinetralkan
dalam netralizer menggunakan natrium hidroksida 60%. Lalu hasil keluaran neutralizer di
umpankan ke Ultrafiltration Membrane untuk di pisahkan berdasakan ukuran partikel dari
Sikloheksanon Oksim dan Asam Sulfat, serta produk sampingnya berupa garam
(Na2SO4). Untuk memekatkan liquid produk neutralizer, digunakan evaporator. Hasil
keluaran Evaporator di umpankan ke Crystalizer untuk Mengkristalkan larutan CPL
menjadi CPL kristal. Hasil atas Centrifuge dialirkan ke UPL, sedangkan Natrium sulfat
sebagai hasil dari penetralan, dipisahkan dalam centrifuge sedangkan filtratnya yang
merupakan campuran antara produk utama dan impuritis yang lain dipisahkan dalam
Rotary Dryer. Hasil keluaran dari Rotary Dryer berupa produk utama yaitu Kaprolaktam,
serta ada beberapa bagian komponen yang ikut terbawa seperti Siklohensanon Oksim dan
Sikloheksanon yang sudah terimpuritis Bersama dengan produk utama.
Unit pendukung proses pabrik Kaprolaktam meliputi unit penyediaan air sebesar
116473,20 kg/jam, steam sebesar 300024,42 kg/jam, bahan bakar sebesar 142,19 liter/jam,
udara tekan sebesar 61,68 m
0
/jam, dan listrik sebesar 232,72 kWh dipenuhi oleh PLN dan
untuk cadangan disediakan generator sebesar 200 kWh bila listrik mati.
Pabrik Kaprolaktam ini memerlukan modal tetap sebesar US $ 12.093.738,72 dan
Rp 165.684.220.526,71 dan modal kerja sebesar Rp 283.306.002.233,00. Pabrik ini
menjual Kaprolaktam dengan harga Rp 23.000,00/kg.
Analisis ekonomi dilakukan dengan kajian Non-Discounted Cash Flow dan
Discounted Cash Flow (DCF).Dengan kajian Non-Discounted Cash Flow diperoleh
Return of Investment (ROI) sebelum pajak 37 % dan sesudah pajak 19 %, Pay Out Time
(POT) sebelum pajak 2,1 tahun dan sesudah pajak 3,48 tahun, Shut Down Point (SDP)
27,98 % dan Break Even Point (BEP) 45,45 %. Dari analisis di atas menunjukkan hasil
yang layak, sehingga dapat disimpulkan pabrik ini menarik dan tepat untuk didirikan.
3
Collections
- Chemical Engineering [1174]