Analisis Evaluasi Investasi Concrete Batching Plant PT. Jaya Readymix Yogyakarta
Date
2000Author
Firman Prakarsa Alam, 94310119
Nugroho Wuritomo, 94310091
Metadata
Show full item recordAbstract
Setelah mengalami krisis moneter, perekonomian Indonesia mulai bangkit
kembali dengan indikator rendahnya tingkat inflasi, yaitu sebesar 2,54 % pada
tahun 1999, dan optimisnya pemerintah dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi
sebesar 3,4 % pada tahun 2000. Hal itu diharapkan dapat memacu industri jasa
kontruksi untuk bangkit, demikian juga industri pendukungnya, misalnva industri
beton siap pakai.
Pada penelitian kali ini, penulis melakukan suatu evaluasi investasi
dengan metode analisis finansial pada perusahaan beton siap pakai di
Yogyakarta. Perusahaan tersebut ( PT. Jaya Readymix Yogyakarta) didirikan
pada awal tahun 1992 dan merupakan cabang perusahaan sejenis yang berkantor
pusat di Jakarta. Investasi awalnya sebesar Rp.2.558.350.000,00 yang merupakan
joint venture antara PT. Pembangunan Jaya dan PL Boral Australia dengan
prosentase saham masing – masing sebesar 50 %.
Untuk mengevaluasi perkembangan modal yang telah diinvestasikan
digunakan ukuran-ukuran finansial yang meliputi tingkat pengembalian investasi
(TPI), tingkat pengembalian modal sendiri (TPMS), menghitung titik impas
(Break Event Point) serta Net Present Value (NPV) perusahaan.
Dan analisis finansial yang dilakukan, didapatkan bahwa tingkat
pengembalian investasi (TPI) dianggap layak pada tahun 1999 karena nilai TPI
positif, dan perusahaan mendapat keuntungan sebesar 5,659 % dari nilai
investasi yang dipakai. Tingkat pengembalian modal sendiri (TPMS) dianggap
layak karena positifpada tahun 1999 dan perusahaan telah untung sebesar 5,659
% dan nilai modal yang ditanamkan. Pada perhitungan break event point (BEP)
didapatkan bahwa BEP yang terjadi pada tahun 1999, pada saat pendapatan
perusahaan sebesar Rp. 133.842.236.000,00 dan pada saat itu perusahaan telah
mengalami keuntungan sebesar Rp.622.555.900,00, Sedangkan pada perhitungan
net present value (NPV) didapatkan bahwa sampai tahun 1999 NPVperusahaan
adalah sebesar Rp.622.555.800,00, hal itu berarti modal perusahaan telah
kembali dan perusahaan mendapat keuntungan sebesar nilai tersebut. Dan hasil
akhir tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa perusahaan telah kembali
investasinya pada tahun 1999 dan untuk keputusan investasi beton segar selain
analisis finansial, harus dipakai metode lain misalnya analisis pasar dan di
Yogyakarta investasi concrete batching plant masih layak dilanjutkan, dengan
asumsi kondisi perekonomian Indonesia sudah mulai membaik dan diadakan
diversifikasi usaha dengan memproduksi beton-beton jenis lainnya seperti beton
pracetak, beton ringan, beton hampa dan sebagainya, sehingga keuntungan yang
diperoleh perusahaan dapat meningkat.
Collections
- Civil Engineering [4258]