Re - Desain Pasar Wameo sebagai TPI dan Pasar Wisata di Kab. Buton - Sulawesi Tenggara Berdasarkan Transformasi Bentuk dari Filsafat Hidup dan Motto Masyarakat Buton "Bolimo karo somanamo lipu"
Abstract
Peningkatan jumlah penduduk di Kab. Buton dari tahun ketahun mengalami
kenaikan, hal ini disebabkan oleh letak geografisnya yang merupakan daerah kepulauan
dan kota pelabuhan yang memiliki sejarah budaya masa lalu serta potensial untuk
dikunjungi. Seiring dengan hal tersebut diatas kebutuhan akan rumah tinggal, makanan
pokok/kebutuhan sehari-hari, tempat untuk berekreasi pun ikut menjadi imbas dari
peningkatan tersebut. Sehingga perlu adanya pemenuhan sarana dalam hal ini pasar
Wameo yang menjadi jantung perdagangan di Kec. Betoambari. Pasar ini selain untuk
pemenuhan kebutuhan, juga dapat meningkatkan perekonomian disekitarnya dan sebagai
daerah rekreasi, dengan penekanan tampilan fisik berdasarkan pedekatan budaya,
arsitektur tradisional dan adaptif dengan lingkungannya.
Pasar Wameo terletak di Kec. Betoambari yang jaraknya dari pusat kota ± 2 Km
dengan jarak tempuh ± 10 menit. Potensi yang menjadi daya tariknya adalah TPI dan
tempat penjualan barang eks impor (sebagai pasar wisata) yang banyak dan sering
dikunjungi setiap harinya baik oleh penduduk asli maupun para pendatang. Sebagai
daerah yang memiliki warisan budaya, masyarakat asli sangat menjunjung tinggi dan
menjaga keutuhan budaya tersebut, mis. dengan menggunakan bentuk-bentuk rumah adat
pada bagian rumahnya yang berdasarkan tata cara dan norma-norma yang telah lama
diterapkan oleh orang-orang terdahulunya. Ciri khas dari rumah adat Buton yang
berbentuk panggung yaitu dengan atap pelana yang bersusun dua dan terdapat naga dan
nanas diatasnya.
Analisis dilakukan dengan wawancara kepada orang/pihak yang mengetahui pasti
tentang sejarah Buton dan kondisi pasar Wameo, serta pengamatan langsung ketempat-tempat
sejarah budaya dan pasar Wameo tersebut. Aspek kultural, aspek natural dan
aspek visual, dijadikan sebagai patokan dalam menganalisis kondisi fisik ataupun non
fisik budaya masyarakat Buton dan kondisi alam setempat, untuk mendapatkan konsep
bentuk visual dan tata ruang.
Konsep perencanaan dan perancangan bangunan pasar Wameo dengan fungsi
sebagai TPI dan pasar wisata, juga sebagai tempat rekreasi pantai. Bentukan-bentukan
yang digunakan berdasarkan hasil analisis, mis. dengan bentuk atap yang bersusun,
bentuk dasarnya segi empat dan segi tiga, terdapat bukaan dengan repetisi, ekspose
kolom sebagai kekuatan dari rumah panggung, dll.
Collections
- Architecture [3648]