Perbedaan Nilai Propertis Marshall Aspal Beton Antara Agregat Halus Pasir Pantai Dan Pasir Sungai (Penelitian Laboratorium Jalan Raya)
Abstract
Pada masa pembangunan saat ini, khususnya di bidang infrastruktur telah
menunjukkan peningkatan yang luar biasa sehingga hal tersebut berpengaruh
terhadap ketersediaan bahan atau material, yang dalam hal ini bahan batuan
sebagai bahan susun lapis perkerasan. Bertitik tolak dan masalah ini, maka
dilakukan penelitian tentang penggunaan pasir Sungai Bebeng dan pasir Pantai
Pandansimo sebagai bahan campuran aspal beton.
Penelitian ini juga menggunakan agregat hasil stone crusher sebagai bahan
standar untuk kontrol terhadap campuran LASTON, sedang metode pengujian
menggunakan up Marshall rendaman biasa (rendaman 30 menit) dan rendaman 24
jam didasarkan pada spesifikasi Bina Marga tahun 1987, dengan variasi kadar aspal
5% s d 7% untuk campuran agregat kasar standar • agregat halus standar dan
campuran agregat kasar standar pasir sungai, untuk campuran agregat standar •
pasir pantai dengan variasi kadar aspal 3.5% sd 7% dengan interval tiap 0.5%.
Dari hasil pengujian diperoleh nilai-mlai density, VMA, VFWA, VITM, stabilitas,
flow dan Marshall Quotient.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perbedaan karaktenstik
Marshall antara campuran agregat kasar standar pasir standar, campuran
agregat kasar standar pasir pantai, dan campuran agregat kasar standar - pasir
sungai. Setiap campuran memiliki kelebihan dan kekurangan. Campuran agregat
kasar standar' pasir standar memilki nilai stabilitas, flow dan VITM yang tinggi,
tetapi memiliki nilai VFWA yang rendah. Campuran agregat kasar standar - pasir
pantai memiliki nilai stabilitas, VITM yang kecil, tetapi memiliki nilai VFWA dan
VMA yang besar, sedangkan campuran agregat kasar standar pasir sungai
memiliki nilai stabilitas yang cukup tinggi, tetapi nilai flow dan VMA yang rendah.
Collections
- Civil Engineering [4199]