Show simple item record

dc.contributor.authorIka Oktiani Choerunnisa, 00513005
dc.date.accessioned2020-04-03T07:14:55Z
dc.date.available2020-04-03T07:14:55Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/19072
dc.description.abstractPT. Krakatau Steel sebagai industri baja terbesar di Asia Tenggara yang mempunyai tujuh pabrik utama, memiliki kecenderungan untuk menghasilkan bahanbahan pencemar ke lingkungan sekitar, salah satunya debu jatuh. Bertambahnya jumlah penduduk, kondisi transportasi dan vegetasi di lingkungan sekitar pabrik mempengaruhi perubahan distribusi dan arah sebaran debu jatuh membuat diperlukannya evaluasi titik pantau debu jatuh, dengan memperhatikan hal-hal diatas dan kondisi awal kota Cilegon pada saat PT Krakatau Steel berdiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi arah dan kecepatan angin terhadap sebaran debu jatuh yang dikeluarkan dari cerobong PT. Krakatau Steel dan mengevaluasi titik lokasi sampling terhadap lokasi cerobong PT. Krakatau Steel. Metode penelitian ini meliputi pengambilan sampel debu jatuh pada 50 titik sampling kemudian diambil 15 sampel dari 3 kawasan meliputi perkotaan, perkampungan dan industri yang berat debunya melebihi baku mutu sebesar 20 ton/km²/bulan pada kawasan industri dan 10 ton/km²/bulan pada kawasan pemukiman, sesuai PP No 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Dimana sampel tersebut akan dianalisa dengan spektrometri untuk unsur Mn total dan titrimetri untuk unsur Fe total. Pengumpulan data meteorologi meliputi arah angin, kecepatan angin dan kelembapan, yang digunakan untuk penentuan overlay arah dan jarak titik sampling serta untuk pembuktian sebaran debu jatuh terhadap arah angin, juga menggunakan rumus distribusi Gauss untuk penetuan arah dan jarak sebaran. Hasil penelitian menunjukkan frekuensi arah angin pada tahun 2002 cenderung dari 180° - 0 °, tahun 2003 dari 225 ° - 0 °, tahun 2004 dari 270 ° - 90 ° dan tahun 2005 dari 22,5 ° - 45 °. Kecepatan rata-rata berkisar antara 2,1 m/s - 2,6 m/s pada tahun 2002 - 2005. Hasil pengukuran didapat berat debu dari masing-masing cerobong yaitu 3,65 g/m³ dari cerobong A; 59,66 g/m dari cerobong B; 13,37 g/m3 dari cerobong C; 91,65 g/m³ cerobong D; 78,16 g/m³ pada cerobong E; 24,56 g/m³ pada cerobong F dan 7,59 g/m³ pada cerobong G. Dengan dilakukannya perhitungan matematika menggunakan rumus distribusi Gauss, didapat hasil yang akan dibandingkan dengan berat debu hasil pengukuran diatas. Sehingga didapatkan delapan titik sampling yang perlu dipertimbangkan untuk dipindah atau tetap yaitu nomor 1, 7, 40, 41, 46, 16, 2 dan 6, dua titik sampling yang perlu dipindah yaitu nomor 8 dan 47, dan lima titik sampling yang tetap dipergunakan yaitu nomor 3, 42, 13, 4 dan 5.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectEvaluasi Lokasi Titik Sampling Debu Jatuhen_US
dc.subjectLokasi Cerobong di PT Krakatau Steelen_US
dc.subjectCerobongen_US
dc.subjectfrekuensien_US
dc.subjectarah anginen_US
dc.subjectkecepatan anginen_US
dc.subjectdebu jatuhen_US
dc.subjectdistribusi Gaussen_US
dc.titleEvaluasi Lokasi Titik Sampling Debu Jatuh terhadap Lokasi Cerobong di PT Krakatau Steelen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record