Evaluasi Kerusakan Jalan Kabupaten pada Ruas Jalan Kalinongko-Bangun Jiwo Kabupaten Bantul Daerah Istemewa Yogyakarta dan Metode Perbaikannya
Abstract
Pertumbuhan penduduk yang cepat seiring bertambahnya waktu mengakibatkan
volume lalulintas bertambah padat sehingga terjadi kenaikan beban dan repetisi beban
pada perkerasan. Kerusakan perkerasan jalan pada umumnya disebabkan oleh sistem
drainasi yang kurang baik volume beban lalulintas, air, iklim, kondisi tanah dasaryang
tidak stabil, material konstruksiperkerasanjalan, sistem pengolahan bahan yang kurang
baik, dan kurang baiknya proses pemadatan. Salah satu jalan yang mengalami
kerusakan adalah ruas jalan Kalinongko - Bangunjiwo, dengan kondisi berupa retak -
retak, pelepasan butiran dan lubangyang kemungtanan disebabkan oleh keadaan tanah
dasaryang kurang baik sistem drainasi yangjelek lapis pemukaanjelek dan beban lalu
lintas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penyebab terjadinya kerusakan jalan
ditinjau dari keadaan struktur perkerasan, sifat danjenis tanah dasar, beban lalu lintas
dan sistem drainasinya.
Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data primer yaitu data
struktur perkerasan, CBR, sifat fisik dan plastisitas tanah hasil dari pengujian di
lapangan dan pengujian di laboratorium, dan data sekunder dari DLLAJ dan Bina
Marga Kabupaten Bantul. Pengujian dilakukan di laboratorium FTSP UJI, seperti
pengujian CBR laboratorium, uji kadar aspal, analisa saringan, uji penetrasi aspal, uji
kadar air optimum, batas cair, batas plastis, batas susut, dan analisa hidrometer.
Pengujian di lapangan seperti Core drill, CBR lapangan dengan DCP, dan klasifikasi
jenis kerusakan. Data sekunder berupa data LHR, JMF, dan data curah hujan.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penyebab terjadinya
kerusakan pada ruasjalan Kalinongko - Bangunjiwo adalah penggunaan aggregatyang
tidak sesuai dengan aggregat standar yang digunakan oleh surface course,
penghamparan aspalyang tidak meratapada saatpelaksanaan, kurangnya kadar aspal,
tidak adanya sistem drainasi dan tebalyang ada kurang mampu menampung beban lalu
lintas dan daya dukung tanah yang rendah sehingga kurang mampu menahan beban
yang ada saat ini. Penelitian yang dilakukan di laboratorium dilihat dari keadaan
strukturnya diperoleh kadar aspal masing- masing stasiun berbeda disebabkan oleh
penghamparan aspalyang tidak merata. Kadar aspal rata-rata sebesar 5,318%, kurang
dari kadar aspalyang diisyaratkan yaitu sebesar 6,2% dan penetasiyang didapat sangat
kecil sebesar 21,6 sedangkan JMF menggunakan AC60/70. Hasil dari analisa saringan
diketahui pada titik stasiun 3+300 sampai titik stasiun 3+600 dan titik stasiun 4+500
sampai 4+800 tidak menggunakan aggregat sesuai dengan JMF, sedangkan pada titik
stasiun 3+900 sampai titik stasiun 4+200 aggregatnya sudah mengalami degradasi
khususnyapada titik stasiun 3+900. Dilihat dari keadaan tanah dasamya diperoleh daya
dukungnya rendah dilihat dari nilai CBR sangat kecil sebesar 3,1% danjenis tanah
termasuk kelompok A-7-5 dan A-7-6 yaitu tanah lempung yang bersifat plastis dan
memiliki indeks plastis yang tinggi, sehingga sensitifterhadap air. Ditinjau dari sistem
drainasi ternyata tidak terdapat saluran drainasi pada ruas jalan Kalinongko -
Bangunjiwo. Berdasarkan data lalu lintas yang ada, tebal perkerasan saat ini belum
mampu menahan beban lalu lintas yang ada, sehingga memerlukan overlay setebal 5
cm.
Collections
- Civil Engineering [4205]