dc.description.abstract | Keberadaan suatu entitas usaha didirikan tidak hanya untuk memperoleh laba tetapi juga untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) usahanya dimasa yang akan datang. Tidak terdapatnya prosedur penetapan status going concern yang terstruktur, menyebabkan pemberian status going concern terhadap suatu perusahaan bukanlah hal yang mudah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern,
diantaranya debt default, opinion shopping, dan profitabilitas dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderasi. Dalam penelitian ini peneliti menganalisis pengaruh tersebut dengan melihat laporan keuangan perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010 – 2014. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah 35 perusahaan manufaktur di Indonesia. Teknik analisis data atau teknik pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik regresi logistik. Hasil dari pengujian hipotesis dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa debt default, opinion shopping tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Sedangkan, profitabilitas berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern. Ukuran perusahaan secara garis besar tidak memoderasi hubungan opinion shopping terhadap penerimaan opini audit going concern. Selain itu, ukuran perusahaan juga memperlemah hubungan antara profitabilitas terhadap penerimaan opini audit going concern dan memperkuat hubungan debt dafault terhadap penerimaan opini audit going concern. | en_US |