USULAN MITIGASI RISIKO PADA INDUSTRI GARAM Studi Kasus: PT. Garam Mas Rembang, Jawa Tengah
View/ Open
Date
2019-09-20Author
Achmad Shergian Yusmanda Putra, 14916201
Metadata
Show full item recordAbstract
Bisnis garam walaupun memiliki peluang yang besar tapi belum dapat dimaksimalkan karena permasalahan yang sangat kompleks. Kondisi alam dan ekonomi Indonesia yang tidak menentu, minimnya intervensi teknologi berbiaya murah untuk produksi dan pengolahan garam, besarnya peran tengkulak di dalam rantai distribusi, pemasaran garam dan harga garam yang rendah serta ancaman garam impor yang semakin menyulitkan pengusaha garam lokal membuktikan bahwa bisnis garam memiliki risiko yang sangat besar. Penelitian dilakukan di PT. Garam Mas Kabupaten Rembang Jawa Tengah untuk mengetahui risiko apa saja yang ada pada industri garam sehingga dapat dicari solusi perbaikan yang harus dilakukan. Manajemen risiko dilakukan sesuai dengan standar AS/NZS 4360:2004. Identifikasi risiko dilakukan dengan melakukan wawancara dengan pemilik perusahaan dan melakukan observasi langsung. Sedangkan analisis risiko dilakukan dengan menyebarkan Kuesioner pada pemilik dan pekerja yang expert tentang proses bisnis perusahaan. Fishbone diagram digunakan untuk mengetahui penyebab masalah dari risiko yang memiliki nilai risiko sangat tinggi (very high). Hasil usulan mitigasi risiko adalah untuk meminimalisir risiko yang terjadi industri garam nasional. Didapatkan beberapa usulan mitigasi risiko yang dapat diterapkan khususnya oleh PT. Garam Mas antara lain menerapkan pola kerja sistem harian, memberikan insentif harga jika kualitas baik, setiap setelah digunakan petak produksi harus dikuras, memanfaatkan geoembran sebagai alas pada tambak garam, pembelian dilakukan dengan kesepakatan order kualitas 1 atau kualitas 2, memperketat quality control, menggunakan rumah plastik setengah lingkaran/prisma. yang dapat mengantisipasi datangnya hujan, mensiasati suhu, dan jadwal panen dapat di atur sehingga sesuai target perusahaan., menyadarkan kembali prosedur yang ditetapkan perusahaan. terutama terkait akan pembagian waktu, pengawasan kinerja secara periodik, pengecekan kerapatan genteng pada tempat gudang sementara dan gudang utama, perbaikan sistem saluran air di tempat gudang sementara dan gudang utama, melakukan kontrol saat terjadi hujan, lebih melakukan pengecekan/pengukuran setiap proses pencucian. bila stabilisasi air garam tinggi maka di tambahkan air tawar, namun bila stabilisasi rendah maka ditambahkan jumlah garampada saat proses pencucian., servis berkala pada piringan mixer selama minimal 3 bulan sekali, perusahaan menambah SDM khusus pemasaran dalam struktur organisasinya, membuka pasar diluar dari wilayah pemasaran yang sudah ada, mendesain packaging yang lebih menarik minat masyarakat, dan melakukan program building branding perusahaan Garam Mas.