| dc.description.abstract | Pada umumnya penyandnag disabilitas ditempatkan sebagai orang yang mampu meski dengan cara yang berbeda. Pemberdayaan dimaknai sebagai inisyatif untuk mengkaitkan dan mensinergikan antara kekuatan individu, social support system ( sistem dukungan sosial dan perilaku proaktif yang bertujuan untuk mengubah kebijakan publik dan perubahan sosial. Yayasan penyandang cacat mandiri di kecamatan sewon, panggungharjo, bantul, yogyakarta adalah salah satu wadah yang berusaha mewujudkan perubahan sosial tersebut di rana disabilitas melalui program kemanusiaan, sosial dan keagamaan yang kegiatannya adalah untuk memberdayakan kelompok disabilitas. Pemberdayaan yang ada di yayasan ini memicu nilai-nilai keislam yang dalam hal ini dikaji dengan perspektif maqasid syariah.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat deskriptif kualitatif. Adapun pendekatan yang digunkan adalah pendekatan normatif dan sosiologis. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan trianggulasi dengan penentuan informan melalui purposive dan bersifat snowball sampling. Penelitian ini menggunakan sedikitnya dua teori, yaitu pemberdayaan ekonomi disabilitas, dan maqasid syariah sebagai tinjauan terhadap proses pemberdayaan.
Hasil dari penelitian ini yaitu, pertama, model pemberdayaan yang diterapkan berbentuk pendampingan yang memiliki nilai-nilai dasar pada setiap pelaksanaannya. Kedua, dampak pemberdayaan pada program-program yang diterapkan salah satunya memberikan pelatihan dan wadah untuk para disabilitas mengembangkan potensinya memberikan kesempatan kelompok disabilitas ini memperoleh kesejahteraan. Hal tersebut mampu mengembangkan potensi diri para disabilitas menjadi lebih percaya diri dan mampu meningkatkan ekonomi diri dan keluarganya. Hal inilah yang menjadi pemicu utama pemberdayaan ekonomi disabilitas. | en_US |
