HUBUNGAN KUNJUNGAN WISATA EDUKASI DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG JAMU PADA PENGUNJUNG DI MERAPI FARMA HERBAL YOGYAKARTA
Abstract
Wisata edukasi dapat meningkatkan pengetahuan karena metodenya yang
menyenangkan sehingga proses pembelajaran dapat lebih cepat dimengerti dan
diingat. Pada penelitian sebelumnya menyatakan bahwa Cognitive Experience yang
dirasakan wisatawan di wisata edukasi memiliki persentase yang paling tinggi
(78.14%) hal ini karena pengetahuan yang wisatawan dapatkan saat berada di wisata
edukasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pengunjung terhadap
Merapi Farma Herbal Yogyakarta, gambaran penggunaan jamu, tingkat pengetahuan
pengunjung tentang jamu, dan korelasi kunjungan wisata edukasi dengan tingkat
pengetahuan pengunjung tentang jamu. Penelitian ini merupakan penelitian survey
yang menggunakan desain cross sectional dengan teknik pengambilan sampel
purposive sampling yang dilakukan di Merapi Farma Herbal Yogyakarta pada 100
responden. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang berisi beberapa
pertanyaan dan akan dijawab oleh responden. Analisis data dilakukan secara
deskriptif dan analitik menggunakan analisis korelasi Chi-Square. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa jamu jagalinu (38%) dan bentuk sediaan rebusan (67%)
merupakan jenis jamu yang paling banyak dikonsumsi oleh responden, rata-rata
responden mengkonsumsi jamu 1-4 minggu (45%), responden tidak mengetahui
kandungan jamu yang mereka konsumsi (84%) dan tujuan responden mengkonsumsi
jamu untuk pemeliharaan kesehatan (89%). Persepsi responden terhadap Merapi
Farma Herbal Yogyakarta termasuk dalam kategori positif. Pengetahuan responden
tentang jamu termasuk dalam kategori baik (73%) dan tidak terdapat hubungan antara
karakteristik responden dengan tingkat pengetahuan tentang jamu. Dari 23%
responden yang mengikuti wisata edukasi, hasil penelitian menunjukkan tidak
terdapat hubungan antara kunjungan wisata edukasi dengan tingkat pengetahuan
pengunjung (p-value 0,517 > 0,05).
Collections
- Pharmacy [1444]