Perancangan Pusat Kebudayaan dengan Pendekatan Bertutur Arsitektur di Tenggarong, Kalimantan Timur
Abstract
Kutai Kartanegara adalah salah satu kerajaan tertua di Indonesia yang bermuara di Tenggarong sebagai permulaan domisili era peradabannya. Sejarah berdirinya Kerajaan Kutai Kartanegara diabadikan di memori oleh segelintir budayawan dan tokoh masyarakat disana dengan mendirikan museum dedikasi seperti Museum Mulawarman, namun sejarah merupakan kenyataan yang datang seperti mata pisau, perihal-perihal dan fakta yang pernah terjadi di masa lampau dapat menjadi faktor krusial dan pendukung untuk membenahi atau turut merusak masa depan apabila tidak diregenerasi dengan baik kepada penerus bangsa. Dibandingkan dengan pembangunan yang dapat menyokong kemajuan taraf hidup masyarakat Tenggarong, tempat yang dapat mewadahi media penyalur sejarah agar tetap diingat sampai akhir masa masih sangat sedikit sehingga memunculkan desakan untuk memprakarsai sebuah tempat yang dapat bertutur secara arsitektur dan dapat menjadi sumber informasi sejarah lalu budaya Kutai Kartanegara sekaligus wadah rekreasi edukasi. Dengan pendekatan narasi (bertutur arsitektur), rancangan pusat kebudayaan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman ruang tentang episode-episode tertentu pada masa silam Kerajaan Kutai Kartanegara yang dihadirkan melalui segmen-segmen layaknya chapter-chapter menarik pada buku cerita. Kedepannya dengan kehadiran pusat kebudayaan ini dapat meningkatkan serta menajamankan minat masyarakat akan pengetahuan sejarah dan budaya Kutai Kartanegara.