Show simple item record

dc.contributor.authorWibowo, Taufik Adi
dc.date.accessioned2017-01-05T07:19:03Z
dc.date.available2017-01-05T07:19:03Z
dc.date.issued2000
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/1747
dc.description.abstractMusik dan arsitektur memiliki banyak kesamaan, dikarenakan keduanya merupakan bagian dari seni dan menggunakan struktur dan ekspresi dalam karyanya. Pandangan inilah yang mendasari tema dalam penulisan ini. Akan menjadi suatu fenomena yang menarik apabila dapat menghubungkan keduanya dalam suatu realitas bentuk yang menyatu. Dalam hal ini, bagaimana suatu komposisi musik dapat menjadi suatu bentuk arsitektur dan kemudian bentuk arsitektur itu juga dapat mencerminkan ekspresi dari komposisi musik tersebut. Pencaharian relasi arsitektur dengan musik membutuhkan kajian yang tepat agar terjadi keseimbangan makna dan bentuk yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam kajian ini metode yang dilakukan adalah dengan proses Transformasi, yaitu transformasi musik ke dalam bentuk arsitektur. Adalah Symphony No.9, karya Ludwig van Beethoven, yang merupakan salah satu komposisi musik klasik terbaik yang pemah ada; yang akan diangkat sebagai objek untuk diterjemahkan ke dalam bentuk arsitektur sebagai wakil dari sumber tema. Dimana ekspresi yang muncul dari komposisi musik Symphony No.9 inilah yang ditafsirkan dan ditransformasikan ke dalam ekspresi arsitektural. Gedung Konser di Jakarta berorientasi pada pertunjukan musik klasik dengan menitik beratkan pada penampilan bangunan berdasarkan ekspresi komposisi musik Symphony No.9, yang merupakan hasil dari proses transformasi musik ke dalam bentuk arsitektur. Ada dua hal yang merupakan bagian penting dari musik, yaitu struktur dan makna ekspresi. Struktur musik sebagai elemen rasional yang menyusun dan membentuk musik secara utuh, pada dataran arsitektural struktur musik ini digunakan sebagai acuan kerangka struktural dalam komposisi bentuk bangunan. Sedangkan makna ekspresi yang merupakan suatu bentuk abstrak yang melukiskan ungkapan perasaan dan makna musikal; diharapkan menjadi substansi yang membentuk ide dan kualitas ruang. Di dalam upaya penterjemahan musik ke dalam arsitektur ini dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut; pemahaman ketika mendengarkan lagu Symphony No.9 dengan melihatnya dari sudut pandang intuisi dan aspek imajinasi yang dapat ditangkap. Kemudian realitas yang asing dan sulit dimengerti itu diperlakukan sebagai simbol yang bermakna, dengan bentuk-bentuk dasar yang lebih bisa dipahami. Setelah memutuskan bentuk simbolik, langkah berikutnya adalah pemilihan dan penggunaannya ke dalam kategori-kategori arsitektural sedemikian-rupa, sehingga suatu pesan dapat disampaikan secara visual. Dan akhirnya menyatukannya ke dalam suatu citra bangunan seutuhnya secara struktural dan fungsional ruangnya. Karena belum adanya teori ataupun metode yang pernah membahas tentang permasalahan ini, maka di dalam penyusunan laporan ini, adalah hasil dari interpretasi penulis berdasarkan masukan-masukan dari para dosen pembimbing dan juga kesimpulan dari referensi-referensi yang menyangkut konteks permasalahan.en_US
dc.publisherUII Yogyakartaen_US
dc.subjectGedung Konser di Jakartaen_US
dc.titleGedung Konser di Jakarta: Transformasi Komposisi Musik Symphony No.9 ke Dalam Bentuk Arsitekturen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record