ALAT PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI SURYA-HYBRID (ON-GRID) UNTUK PEMOMPA AIR DIKEDALAMAN SEBAGAI PENGAIRAN LAHAN TANDUS DI DESA CURAH COTTOK, KEC. KAPONGAN, KABUPATEN SITUBONDO, JAWATIMUR
Date
2019-10-24Author
Joewono, Andrew
Sitepu, Rasional
Anteng A, Adriana
Hasan, Ahmad
Robby A, Robby A
Metadata
Show full item recordAbstract
Kegiatan program penerapan teknologi tepat guna kepada masyarakat akan
dilaksanakan di desa Curah Cottok, Kec. Kapongan, Kab. Situbondo, Jawa Timur, berguna
untuk membuat sistem pengairan dilahan tandus untuk menjadikan lahan produktif.
Dikarenakan daerah yang tandus ini, maka tingkat kesejahteraan masyarakat juga
mengalami ketertinggalan.
Langkah hasil diskusi dengan kepala desa dan kelompok masyarakat, serta survei
dan observasi lapangan dari tim pelaksana, maka dimungkinkan untuk diadakan air tanah
yang dapat dipergunakan untuk lahan pertanian, disaat musim kemarau, dengan cara
membuat sumur di kedalaman 40-50 meter, dan air yang dipompa ditampung disuatu
tempat tinggi untuk dapat didistribusi ke lahan pertanian di bawahnya, sehingga didalam
kegiatan ini akan dibuat suatu alat pembangkit listrik energi surya-hybrid (On-Grid) untuk
pemompa air di kedalaman. Alat ini akan mengkonversikan sinar matahari (solar panel
sebanyak 36 keping 250wp), di lokasi sangat tegas sinar mataharinya, energi surya
dikonversikan menjadi energi listrik, secara langsung (on-grid), dengan inverter pompa
on-grid, dan kombinasi dengan listrik PLN (hybrid), yang digunakan dalam pemompaan
air dikedalaman dengan pompa sumur dalam (pompa submersibel 4 inci, dengan daya
5000VA, dengan hasil 7 liter per detik).
Masyarakat di desa sudah pernah dikenalkan dengan teknologi yang digunakan
didalam kegiatan ini, di bulan april 2017, dilakukan pelatihan energi listrik dari tenaga
matahari yang diimplementasikan pada pompa air sumur dalam, sehingga proses
keberlanjutan alih teknologi dan pengembangannya sudah siap untuk dilakukan di desa
Curah Cottok ini.
Oleh karena itu kegiatan ini akan sangat berguna bagi masyarakat di sekitar desa
untuk melakukan kegiatan pertaniannya disaat musim kemarau, dengan harapan hasil dari
lahan pertanian tersebut dapat berlangsung sepanjang masa (musim hujan, maupun
kemarau), sehingga terjadi peningkatan perekonomian masyarakatnya.