dc.description.abstract | Semakin berkembangnya pasar energi global dalam 10 tahun terakhir, minyak, gas dan industri petrokimia juga mengalami perkembangan menuju pasar yang lebih kompetitif. Dimetil eter (DME) merupakan salah satu sumber energi dan bahan kimia intermedet yang digunakan untuk bahan baku industri komersil dan kebutuhan rumah seperti bahan bakar substitusi disel, pelarut, aerosol, dan refrigeran. Dimetil eter disintesis melalui konversi langsung hidrogen dan karbon monoksida. Melalui jalannya proses dapat mendukung Carbon Capture and Utilization (CCU) melalui konversi CO2 menjadi produk yang lebih bernilai untuk mengurangi emisi karbon yang menyebabkan pemanasan global. Sebuah pabrik dengan kapasitas 75.000 ton/tahun dirancang untuk memenuhi 3% permintaan DME di Indonesia. Pabrik ini terletak di bayan. Berdasarkan estimasi prarancangan, pembangunan akan diselesaikan pada tahun 2026. Pabrik ini diproyeksikan bekerja selama 24 jam dengan 330 hari kerja. Dibangun diatas lahan seluas 9.123 m2 dengan 150 karyawan di dalamnya. Bahan baku yang sebanyak 16.075 kg CO/jam dan 2.313 kg H2/jam dikirim oleh Air Products and Chemicals, Inc. dan PT. Aneka Gas Indonesia masing-masing kurang dari 2% dari total ketersediaan bahan baku. Produksi dimetil eter dilakukan pada suhu 245°C dan tekanan 35 atm dalam sebuah reaktor fixed bed multitubular secara isotermal adiabatis menggunakan katalis CuO/ZnO/Al2O3γ-Alumina. Reaksi tersebut dapat mengubah 96,90% karbon monoksida dan hidrogen dengan rasio molar 1:2 untuk menghasilkan DME dan produk samping bernilai jual lainnya seperti metanol dan karbon dioksida. Berdasarkan perhitungan utilitas sederhana, fasilitas produksi DME memompa 17.046 kg air dari Laut Teluk Nyerakat setiap jamnya. Total energi listrik yang dibutuhkan untuk perumahan dan produksi adalah 321 kWh dan internal generator turbin dengan bahan bakar off gas sebagai cadangan. Studi mengenai kelayakan bisnis untuk perusahaan dengan proses resiko tinggi memberikan kesimpulan bahwa perusahaan ini layak untuk investasi dan pembangunan. Modal akhir yang terhitung adalah Rp.3.874.549.456.764 sementara modal kerja Rp. 2.339.024.689.992. Analisa keuntungan menunjukkan nilai yang menarik sebelum maupun setelah pajak, analisa hasil memberikan keuntungan masing-masing sebanyak Rp.1.830.241.238.935 dan Rp. 1.555.705.053.095. Sebagai tambahan, persentase return on investemen setelah pajak ialah 40,15% sementara sebelum pajak dikenakan adalah 47,24%. Pay out time (POT) pabrik setelah pajak adalah 1,99 tahun dan 1,74 tahun sebelum pajak dibebankan. Break even point menunujukkan angka yang juga menarik yaitu 43,71% sementara itu shut down point 23,26%. Discounted cash flow rate mengindikasikan nilai yang menjanjikan yaitu 34,61% di atas 7,5% suku bunga bank. | en_US |