Show simple item record

dc.contributor.advisordr.Nur Aisyah Jamil, M.Sc
dc.contributor.advisordr. Zainuri Sabta Nugraha, M.S
dc.contributor.authorIrawan Zaki Mediciano, 15711138
dc.date.accessioned2020-01-07T07:48:30Z
dc.date.available2020-01-07T07:48:30Z
dc.date.issued2019-09-19
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/16952
dc.description.abstractLatar Belakang: Insidensi penyakit kronis di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2013 penderita di Indonesia mencapai 25,8% penduduk. Untuk menanggulangi masalah tersebut, pemerintah Indonesia melakukan program pada bidang kesehatan yang disebut “PROLANIS” atau “Program Pengelolaan Penyakit Kronis”. Prolanis adalah suatu program untuk mengendalikan penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes melitus tipe II secara komprehensif.. Tujuan Penelitian: Mengetahui perbandingan indeks antropometri pasien hipertensi prolanis dengan pasien hipertensi umum di wilayah kerja Puskesmas Kedawung, Sragen. Metode Penelitian: Penelitian cross sectional melibatkan 86 pasien hipertensi kelompok prolanis dan 97 pasien hipertensi kelompok umum di Kecamatan Kedawung, Sragen, Jawa Tengah. Data Indeks Massa Tubuh (IMT) dan lingkar perut diukur secara langsung saat pasien mengunjungi puskesmas dan posyandu lansia. Data dianalisis menggunakan uji MannWhitney dan dilakukan uji Chi Square pada kelompok prolanis untuk mengetahui hubungan layanan prolanis dengan kejadian obesitas. Hasil: Dari hasil penelitian diketahui rata-rata IMT pada kelompok prolanis yaitu 25,17 signifikan berbeda dari IMT kelompok umum yaitu 23,06 (p=0,00). Demikian pula dengan rerata lingkar perut prolanis didapatkan 89,3 berbeda dengan rerata lingkar perut kelompok umum yaitu 87,39 (p=0,05). Diantara pasien prolanis, pasien yang melakukan pemeriksaan laboratorium 1,7 kali lebih banyak memiliki IMT normal (CI=0,945-3,329) dan pasien lakilaki 2,6 kali lebih banyak memiliki lingkar perut normal dibandingkan perempuan (CI=1,4924,672). Sedangkan pernah mengikuti senam, pemeriksaan dokter, konsultasi, pemberian makanan, reminder, usia, lamanya mengikuti prolanis, dan rutin mengikuti prolanis tidak berhubungan dengan kejadian obesitas. Kesimpulan: Rata-rata indeks antropometri pasien hipertensi prolanis lebih besar dibandingkan kelompok umum. Diantara pasien prolanis, pemeriksaan laboratorium dan jenis kelamin berhubungan dengan indeks antropometri yang normal. Diperlukan upaya penanganan layanan komprehensif pada penderita hipertensi yang mengikuti prolanis.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectHipertensien_US
dc.subjectObesitasen_US
dc.subjectAntropometrien_US
dc.subjectIMTen_US
dc.subjectLingkar Peruten_US
dc.titlePERBANDINGAN INDEKS ANTROPOMETRI ANTARA PASIEN HIPERTENSI PROLANIS DENGAN PASIEN HIPERTENSI UMUM DI PUSKESMAS KEDAWUNG KABUPATEN SRAGENen_US
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

FilesSizeFormatView

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record