PERBANDINGAN INDEKS ANTROPOMETRI ANTARA PASIEN HIPERTENSI PROLANIS DENGAN PASIEN HIPERTENSI UMUM DI PUSKESMAS KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN
Abstract
Latar Belakang: Insidensi penyakit kronis di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.
Pada tahun 2013 penderita di Indonesia mencapai 25,8% penduduk. Untuk menanggulangi
masalah tersebut, pemerintah Indonesia melakukan program pada bidang kesehatan yang
disebut “PROLANIS” atau “Program Pengelolaan Penyakit Kronis”. Prolanis adalah suatu
program untuk mengendalikan penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes melitus tipe II
secara komprehensif..
Tujuan Penelitian: Mengetahui perbandingan indeks antropometri pasien hipertensi prolanis
dengan pasien hipertensi umum di wilayah kerja Puskesmas Kedawung, Sragen.
Metode Penelitian: Penelitian cross sectional melibatkan 86 pasien hipertensi kelompok
prolanis dan 97 pasien hipertensi kelompok umum di Kecamatan Kedawung, Sragen, Jawa
Tengah. Data Indeks Massa Tubuh (IMT) dan lingkar perut diukur secara langsung saat
pasien mengunjungi puskesmas dan posyandu lansia. Data dianalisis menggunakan uji MannWhitney
dan
dilakukan
uji
Chi
Square
pada
kelompok
prolanis
untuk
mengetahui
hubungan
layanan
prolanis
dengan
kejadian
obesitas.
Hasil:
Dari hasil penelitian diketahui rata-rata IMT pada kelompok prolanis yaitu 25,17
signifikan berbeda dari IMT kelompok umum yaitu 23,06 (p=0,00). Demikian pula dengan
rerata lingkar perut prolanis didapatkan 89,3 berbeda dengan rerata lingkar perut kelompok
umum yaitu 87,39 (p=0,05). Diantara pasien prolanis, pasien yang melakukan pemeriksaan
laboratorium 1,7 kali lebih banyak memiliki IMT normal (CI=0,945-3,329) dan pasien lakilaki
2,6
kali
lebih
banyak
memiliki
lingkar
perut
normal
dibandingkan
perempuan
(CI=1,4924,672).
Sedangkan pernah mengikuti senam, pemeriksaan dokter, konsultasi, pemberian
makanan, reminder, usia, lamanya mengikuti prolanis, dan rutin mengikuti prolanis tidak
berhubungan dengan kejadian obesitas.
Kesimpulan: Rata-rata indeks antropometri pasien hipertensi prolanis lebih besar
dibandingkan kelompok umum. Diantara pasien prolanis, pemeriksaan laboratorium dan jenis
kelamin berhubungan dengan indeks antropometri yang normal. Diperlukan upaya
penanganan layanan komprehensif pada penderita hipertensi yang mengikuti prolanis.
Collections
- Medical Education [2284]