Gelanggang Remaja di Yogyakarta
Abstract
Karena pertarungan yang tak pernah selesai antara akal dan hati disegala
bidang termaksud arsitektur. Maka penulis tertarik menjadikan akal dan hati
sebagai ide. Sebab selama ini kita hanya menggunakan akal dan hati kita untuk
mengolah dan menghasilkan pemikiran dan tidak pernah menjadikan akal dan hati
itu sendiri sebagai idenya. Hanya saja kita tidak mungkin menjadikan akal dan
hati sebagai ide secara keseluruhan nya sebab menyangkut banyak hal atu bisa
dikatakan bersifat universal. Jadi kita harus bisa memisahkan dan mencari apa
yang bisa diambil dan digunakan dari akal dan hati tersebut untuk dipakai sebagai
ide. Sehingga kita bisa melakukan transformasi dari akal dan hati sebagi ide dasar
ke bentuk gelanggang remaja. Selain itu kita juga harus mencari jembatan yang
bisa menghubungkannya dengan remaja sebagai poin utama dari gelanggang
tersebut.
Collections
- Architecture [3658]