ISU-ISU PSIKOSOSIAL MINORITAS MUSLIM DI NUSADUA PASCA LEDAKAN BOM BALI
Abstract
Masyarakat Indonesia menunjukan masih nyaman hidup dengan kelompok
dalam ras dan etnis yang sama, hasil tersebut adalah hasil survey yang telah
dilakukan oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang
bekerja sama dengan tim Litbang Kompas. Sebanyak 83,1 persen mengatakan
bahwa mereka nyaman hidup dengan kelompok etnis yang sama, sedangkan 81,9
persen responden mengatakan bahwa mereka lebih nyaman hidup dalam
keturunan yang sama. Survei ini dilakukan terhadap 1.207 responden di 34
provinsi dengan margin of error sebesar +- 2,8 persen. Persentase responden
perempuan dan laki-laki sebesar masing-masing 50,2 persen dan 49,8 persen.
Menurut Peneliti Komnas HAM Elfansuri mengatakan hasil survei tersebut
mengindikasikan bahwa primordialisme masih menjadi nilai penting yang
dipegang oleh masyarakat. Hal tersebut, lanjutnya, juga menunjukkan bahwa
tingkat segregasi sosial di masyarakat masih tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian yakni:
1.Bagaimana strategi masyarakat muslim dalam menjaga harmonisasi antar umat
beragama di Bali ?2.Apa faktor pendukung kerukunan di Bali ? 3.Apa saja
problematika yang terjadi diantara masyarakat muslim dengan masyarakat hindu
di Bali ? adapun responden dalam penelitian ini adalah 4 orang minoritas muslim
yang bekerja di Nusa Dua Bali, dengan masing-masing significant others untuk
setiap responden maka berjumlah 8 responden. Untuk mendapat jawaban atas
pertanyaan penelitian peneliti menggunakan metode wawancara, observasi dan
dokumentasi dengan teknik snowball sampling dimana peneliti mendapat
responden selanjutnya atas rekomendasian responden pertama. Sedangkan peneliti
menguji keabsahan data yang diperoleh dengan cara trianggulasi metode, sumber
data. Setelah data terkumpul, peneliti mengumpulkan analisa data dengan
menggunakan analisa data model Miles dan Huberman yakni meliputi langkahlangkah reduksi data, penyajian data, verifikasi dan conclusion.penelitian ini
menyimpulkan bahwa ada pemicu yang melahirkan perubahan realitas sosial,
pengalaman-pengalaman psikologis dan kesenjangan sosial ekonomi serta
kecemburuan sosial pasca ledakan bom Bali. Adapun yang membuat umat
Muslim bertahan ditengah kemelut yang terjadi adalah adanya praktek baik yang
dilakukan antar umat beragama bisa menjadi faktor yang digunakan umat Muslim
dalam menjaga kerukunan antar umat di Nusa Dua Bali adalah toleransi dan
memaklumi agar terciptanya kehidupan yang harmonis dan kondusif.
Collections
- Psychology [2177]