Show simple item record

dc.contributor.advisorChasanah, Faizul
dc.contributor.authorIndriawan, Nova
dc.date.accessioned2019-11-19T07:08:31Z
dc.date.available2019-11-19T07:08:31Z
dc.date.issued2019-07-24
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/16547
dc.description.abstractSimpang Jlagran merupakan salah satu simpang di Yogyakarta yang merupakan pertemuan antara jalan Letjen Suprapto, jalan Jlagran, dan jalan Pembela Tanah Air. Hasil pengamatan awal menunjukkan bahwa pada simpang tersebut sering terjadi kemacetan karena padatnya arus lalu lintas maupun gangguan pada ruas jalan terutama pada saat jam sibuk. Untuk menguraikan kemacetan tersebut peneliti melakukan analisis tentang kapasitas, derajat kejenuhan, dan tundaan sehingga kemacetan tersebut dapat teruraikan. Menentukan alternatif yang tepat untuk memecahkan masalah yang terdapat pada simpang tersebut, dan memprediksi kinerja simpang pada 5 tahun mendatang. Pengambilan data primer dilakukan dilapangan selama tiga hari dengan jam sibuk pagi 06.00 – 08.00, siang 11.30 – 13.30 dan jam sibuk sore 15.30-17.30 menggunakan alat bantu handy tally counter untuk menghitung data volume lalu lintas. Data sinyal lampu lalu lintas didapatkan di lapangan dengan cara menghitung setiap pendekat. Data sekunder yang digunakan diambil dari Badan Dinas terkait Kependudukan seperti Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan metode Simpang Bersinyal MKJI 1997. Hasil analisis kinerja simpang bersinyal Jlagran pada kondisi eksisting menunjukkan hasil kurang baik. Kapasitas tertinggi pada lengan Utara sebesar 725,45 smp/jam, derajat kejenuhan tertinggi diantara 4 lengan tersebut adalah 1,44 pada lengan Barat, jumlah kendaraan henti tertinggi mencapai 155 smp/jam pada lengan Utara, dan tundaan simpang tertinggi adalah 891 dtk/smp pada lengan Barat. Untuk memperbaiki kinerja simpang bersinyal Jlagran, dibuat empat alternatif sesuai kondisi yang ada di Simpang Jlagran, namun alternatif pemecah masalah yang terbaik untuk simpang bersinyal Jlagran ini adalah Alternatif IV yaitu merencanakan desain pelebaran geometrik jalan dengan perubahan fase dan pengaturan siklus lampu lalu lintas yang berpedoman MKJI 1997 dimana pada lengan Barat dibuat menjadi satu arah, derajat kejenuhan tertinggi 0,59 dan tundaan rata-rata tertinggi adalah 34 dtk/smp. Untuk nilai prediksi derajat kejenuhan tertinggi pada lima tahun mendatang adalah 0,8 dengan tundaan rata-rata tertinggi adalah 38dtk/smp.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectDerajat Kejenuhanen_US
dc.subjectTundaan, Kapasitasen_US
dc.subjectSimpang Bersinyal Jlagranen_US
dc.titleAnalisis Kinerja Simpang Empat Bersinyal Jlagran (Studi Kasus Simpang Jalan Letjen Suprapto – Jalan Jlagran – Jalan Pembela Tanah Air, Yogyakarta)en_US
dc.typeUndergraduate Thesisen_US
dc.Identifier.NIM12511244


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record