PERBANDINGAN PETA SEISMIC HAZARD BERDASARKAN HASIL PSHA BATUAN DASAR TERAMPLIFIKASI DAN PSHA PERMUKAAN DI PROVINSI RIAU
Abstract
Wilayah barat pulau Sumatera merupakan salah satu kawasan yang terletak pada
pinggiran lempeng aktif (active plate margin) dunia yang dicerminkan dengan
tingginya frekuensi kejadian gempa bumi di wilayah tersebut. Berbagai upaya
untuk mengurangi risiko gempa telah dilakukan, salah satunya ialah dengan
melakukan penelitian seismic hazard. Beberapa penelitian tentang seismic hazard
yang memuat wilayah Sumatera bagian barat telah banyak dilakukan. tetapi untuk
wilayah sekitarnya, seperti Riau yang berbatasan langsung dengan Sumatera Barat,
belum pernah dilakukan pemetaan mikrozonasi bahaya gempa. Tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan peta percepatan
tanah di permukaan untuk provinsi Riau berdasarkan hasil PSHA batuan dasar
teramplifikasi dan PSHA permukaan.
Tahapan dalam penelitian ini diawali dengan mengumpulkan data historis kejadian
gempa dari tahun 1963 – Maret 2019 yang diperoleh dari katalog USGS.
Selanjutnya data yang telah terkumpul dikonversi menjadi satu skala magnitude.
Kemudian dilakukan pemisahan gempa utama dan gempa susulan. Setelah itu
dilakukan analisis seismic hazard meliputi pemodelan sumber gempa, pemilihan
persamaan GMPE, pengelolaan unsur ketidakpastian, perhitungan Seismic dengan
teori probabilitas total untuk probabilitas terlampaui 2%, 2/3 x 2%, dan 10% dalam
50 tahun.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini ialah pada probabilitas terlampaui 10% dalam
50 tahun, nilai percepatan tanah pada Peta PSHA Batuan Dasar Teramplifikasi
memiliki nilai percepatan lebih tinggi dibandingkan dengan Peta PSHA
Permukaan. Kemudian nilai percepatan tanah permukaan pada probabilitas
terlampaui 2% dalam 50 tahun menunjukkan hasil bahwa nilai percepatan tanah
pada kedua peta memiliki nilai percepatan yang hampir sama atau memiliki selisih
yang tidak terlalu besar. Perbandingan nilai percepatan tanah antara probabilitas
terlampaui 10% dan 2/3 x 2% yang diambil dari 5 titik berbeda tiap kabupaten/kota
di provinsi Riau memiliki pola yang berbeda pada 3 periode waktu.