Pengolahan Limbah Makanan Dengan Metode Conductive Drying
Abstract
Pengolahan limbah makanan diperlukan untuk mengurangi timbulan
sampah yang akan masuk pada Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dimana
rata-rata tiap orang di Indonesia membuang 300 kg tiap tahun. Pada penelitian
pengolahan limbah makanan dengan alat Food Waste Recycler (FWR) untuk
menurunkan massa limbah dengan menggunakan metode conductive drying.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil dari pengolahan limbah makanan
dengan menggunakan alat FWR, yaitu massa limbah, suhu, dan waktu
pengolahan. Pada penelitian pengolahan limbah makanan 500 gram pada
suhu 70oC selama 5 jam (S1) dan 10 jam (S2) dengan adanya pencacahan
terlebih dahulu untuk mempercepat proses pengeringan. Berdasarkan
penelitian menunjukkan adanya penurunan massa sampah pada sampel S1
39% dengan massa akhir 305 gram dan S2 73,2% dengan massa akhir 134
gram. Penurunan massa limbah karena adanya penguapan kadar air sampah
akibat adanya panas yang dihasilkan dari sumber panas (heater). Selain itu
pada sampel S1 tidak adanya perubahan warna dan memiliki bau busuk
sedangkan pada S2 warna kecoklatan dan bau tidak seperti awal. Hasil Food
Waste Recycler dengan metode conductive drying memiliki karakteristik
kimia pada limbah sampel S1 pH 6,5, 0,81% nitrogen, 1,19% phosfor, 1,30%
kalium, 11,6% karbon organik dan rasio C/N 13,8 sedangkan pada S2 pH 7,
0,54% nitrogen, 1,08% phosfor, 1,31% kalium, 8,36% karbon organik dan
rasio C/N 15,5. Waktu proses yang lama menjadi faktor tingginya kadar
kering limbah, adanya perubahan warna, bau, dan rendahnya kadar hara yang
terkandung pada limbah.
Collections
- Environmental Engineering [1430]