dc.description.abstract | Limbah sayuran merupakan limbah padat organik yang mengandung kadar
air yang tinggi dan cepat membusuk. Jika limbah sayuran dibuang langsung
dengan keadaan terbungkus tanpa adanya oksigen (anaerob), akan menghasilkan
gas metana (CH4) dan karbondioksida (CO2) yang dapat mencemari lingkungan
contohnya seperti penipisan lapisan ozon. Berdasarkan permasalahan tersebut,
dilakukan penelitian mengenai Pengolahan Limbah Sayuran dengan Metode
Conductive Drying (metode pengeringan yang tidak berkontak langsung antara
bahan dengan media panas). Dirancang sebuah alat bernama Food Waste Recycler
yang bertujuan untuk mengurangi volume dan timbulan limbah sayuran
khususnya di sumber. Pada proses pengolahannya, kadar air pada limbah sayuran
akan berkurang dan membuat limbah menjadi kering. Pengujian dilakukan pada
suhu 70oC dengan berat limbah sayuran sebanyak 500 gram selama 5 jam dan 10
jam. Pada pengujian 5 jam, massa limbah menjadi 180 gram dengan kadar air
86,8% dan kadar kering 13,2%. Sedangkan pada waktu 10 jam, massa limbah
menjadi 86 gram dengan kadar air 5,3% dan kadar kering 94,7%. Perbedaan
kedua hasil tersebut, dikarenakan adanya proses perpindahan massa uap air dari
bahan ke udara dan jika nilai kadar air lebih tinggi dibandingan kadar kering,
maka bahan tersebut mengandung banyak air. Pada waktu 5 jam, tekstur limbah
masih basah, warna hanya berubah menjadi kekuningan dan masih berbau.
Sedangkan pada pengolahan selama 10 jam, tekstur limbah mengering, warna
menjadi kecoklatan, dan tidak berbau. Untuk kandungan hara Nitrogen (N),
Phosphor (P), Kalium (K) pada waktu 5 jam didapatkan hasil (N) 0,91%, (P)
1,12%, (K) 1,42%. Pada waktu 10 jam didapatkan hasil (N) 0,84%, (P) 1,10%,
(K) 1,36%. Pada pengujian 5 jam, rasio C/N didapatkan hasil 13,32 dan pada
waktu 10 jam rasio C/N didapatkan hasil 13,25. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa alat FWR dapat mengubah karakteristik fisik dan kimia pada limbah
sayuran. | en_US |