Karakterisasi Air Limbah Batik Di Daerah Istimewa Yogyakarta Dan Kabupaten Bantul Dengan Parameter Tembaga (Cu), Kromium (Cr), Dan Kadmium (Cd)
Abstract
Pembuangan limbah cair pada industri batik merupakan tindakan yang harus dihindari,
terlebih lagi tidak adanya upaya dalam pengelolahan sebelum ke badan air. Hal ini
menyebabkan terganggu biodiversitas pada badan air maupun lingkungan yang terkena
dampaknya . Untuk itu pentingnya mengetahui metode produksi dan bahan pewarna yang
digunakan untuk mengetahui kualitas air dengan parameter pencemar seperti parameter fisik
dan parameter logam berat seperti tembaga, kromium dan Kadmium. Parameter fisik tertinggi
untuk pH=12,suhu=29°C dan Warna =1249 Pt-Co. Pengujian logam berat menggunakan
metode AAS. Logam berat Cu kode B2=4,35 mg/l dan B3=4,66 mg/l untuk zat warna Napthol.
Logam berat Cr kode B1=0,221 mg/l memiliki konsentrasi tertinggi untuk Zat Warna Napthol.
Kandungan logam berat Cd kode B1=0,724 mg/l, pewarna lain indigosol kode A3 = 0,118 mg/l
dan pewarna alami kode B1= 0.052 mg/l. rata-rata konsentrasi batik Tulis Cu=2,43 mg/l,
Cr=0,141 mg/l , dan Cd = 0,289 mg/l , metode batik Cap Cu= 0,23 mg/l, Cr=0,015 mg/l,
Cd=0,021 mg/l , Metode batik Jumputan Cu=0,34 mg/l, Cr=-0,048 mg/l, Cd=0,118 mg/l.
parameter Cu memiliki 12,5% melebihi baku mutu, parameter Cd memiliki 50% melebihi baku
mutu. baku mutu yang diatur pada Perda Provinsi DIY No 07 Tahun 2016.
Collections
- Environmental Engineering [1430]