PENGELOMPOKKAN DAMPAK BENCANA TANAH LONGSOR DI INDONESIA MENGGUNAKAN KOHONEN SELF ORGANIZING MAPS (SOM)
Abstract
Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis yang memiliki intensitas
hujan tinggi dan terjadi kebih dari satu hari. Struktur tanah yang labil dan tidak
merata sangat rawan terjadinya tanah longsor. Masyarakat yang tinggal di lereng
gunung curam menghadapi risiko kemungkinan terjadinya tanah longsor. Tanah
longsor juga dapat dipicu oleh getaran gempa hingga merontokkan struktur tanah
diatasnya. Identifikasi daerah rawan bencana sangat diperlukan sebagai upaya
untuk mengurangi risiko bencana. Oleh karena itu, penting dilakukan clustering
pada dampak bencana tanah longsor di Indonesia sebagai upaya mitigasi bencana.
Adanya clustering ini berguna untuk mengelompokkan bencana atas dasar
karakteristik yang dimiliki. Sehingga upaya mitigasi dapat disesuaikan dengan
karakteristik yang dimiliki masing-masing provinsi pada tiap cluster. Metode
cluster yang digunakan adalah Kohonen Self Organizing Map (SOM). SOM
merupakan metode analisis untuk data berdimensi tinggi dan tidak diperlukan
asumsi serta dapat menghasilkan visualisasi objek tersebut. Data yang digunakan
adalah 13 variabel dampak Tanah Longsor pada 34 Provinsi di Indonesia Tahun
2008-2018 yang berasal dari publikasi data DIBI BNPB. Dari data tersebut
didapatkan 4 cluster yang masing-masing memiliki karakteristik tersendiri.
Cluster yang terbentuk meliputi cluster 1 yang terdiri dari 1 provinsi, cluster 2
terdiri dari 30 provinsi, cluster 3 terdiri dari 2 provinsi dan cluster 4 terdiri dari 1
provinsi.
Collections
- Statistics [899]