Show simple item record

dc.contributor.advisorFathul Wahid, M.Sc. Ph.D
dc.contributor.authorIsmi Aiman Rafidah, 14917126
dc.date.accessioned2019-11-04T04:38:25Z
dc.date.available2019-11-04T04:38:25Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/15967
dc.description.abstractPerkembangan implementasi e-government telah mampu melahirkan suatu terobosan baru yaitu pelayanan publik bergerak atau sering disebut dengan layanan jemput bola. Layanan tersebut adalah pelayanan publik yang bepindah mendekat kepada masyarakat. Salah satu pelayanan publik bergerak di Indonesia yang menjadi kasus dalam penelitian ini adalah pelayanan SIM keliling. Antusias warga yang tinggi dengan pelayanan tersebut menjadi latar belakang penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai masalah apa saja yang dihadapi oleh pemberi layanan dalam pemberian layanan bergerak berbasis teknologi informasi (SIM Keliling) dan bagaimana solusi untuk menyelesaikannya serta apakah ada perbedaan masalah yang terjadi antar daerah. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara langsung dengan para petugas yang bertugas dalam pelaksanaan SIM keliling dan observasi langsung dalam pelaksanaan SIM keliling. Sedangkan metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan grounded theory. Dalam penelitian yang dilakukan di Sleman, Bantul dan Kulon Progo ditemukan tiga kategori besar masalah yang muncul dalam pelaksanaan SIM keliling di wilayah tersebut yaitu hambatan teknik, hambatan organisasi dan hambatan infrastruktur fisik. Selain itu hasil penelitian ini menghasilkan14 solusi yang kemudian dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu berdasarkan dimensi servqual dan dimensi waktu. Berdasarkan dimensi servqual dari 14 solusi yang ada dikelompokkan menjadi lima kategori yaitu solusi yang bersifat tangible, solusi yang bersifat reliability, solusi yang bersifat responsiveness, solusi yang bersifat assurance, solusi yang bersifat empathy. Sedangkan pengelompokkan yang berdasarkan dimensi waktu di bagi menjadi dua yaitu solusi untuk menyelesaikan masalah dalam pelayanan SIM Keliling yang bersifat sementara dan yang bersifat permanen. Perbedaan masalah yang muncul dalam pelayanan SIM kelliling antar daerah adalah sedikitnya jumlah pemohon, ketidakintegrasian data, kapasitas petugas dan komputer yang kurang, ketidakpastian waktu perbaikan, sulitnya medan tempuh, kurangnya strategi perencanaan, tidak adanya evaluasi layanan sedangkan perbedaan solusi yang diambil antar daerah adalah ketidakstabilan jaringan internet, ketidakpastian waktu perbaikan kerusakan dan keterlambatan pengiriman kartu SIM. Temuan dalam penelitian ini adalah terdapat satu masalah yang berbeda antara masalah yang ditemukan dalam penelitian ini dengan masalah hasil temuan dari teori yang telah dikaji dalam studi literatur yaitu tidak adanya resistensi karyawan.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectmandatory sistemen_US
dc.subjectm-governmenten_US
dc.subjectpelayanan publik bergeraken_US
dc.subjectSIM kelilingen_US
dc.subjectgrounded theoryen_US
dc.titleMASALAH DAN SOLUSI DALAM LAYANAN PUBLIK BERGERAK BERBANTUAN TEKNOLOGI INFORMASI: KASUS PELAYANAN SIM KELILINGen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record