Show simple item record

dc.contributor.advisorIr. Akhmad Suraji, M.T., PhD
dc.contributor.advisorFitri Nugraheni, S.T., M.T., PhD
dc.contributor.authorBekti Nur Janah, 15.914.030
dc.date.accessioned2019-09-23T03:37:01Z
dc.date.available2019-09-23T03:37:01Z
dc.date.issued2019-09-01
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/15713
dc.description.abstractPermasalahan dalam kecelakaan kerja pada pekerjaan konstruksi bisa terjadi karena beberapa faktor salah satunya adalah pada sistem manajemen yang kurang baik. Namun demikian ada kontraktor yang mempunyai sistem manajemen yang Keselamatan Kerja yang baik. Dengan demikian diperlukan penelitian tentang Kesenjangan Penerapan Manajemen Keselamatan Kerja. Tujuan penelitian adalah mengetahui kesenjangan elemen dari Manajemen Konstruksi serta mengetahui derajat kesenjangan yang paling tinggi diantara elemen CSMS (Constuction Safety Management System). Mengetahui kesenjangan untuk menganalisis penerapan CSMS (Construction Safety Management System) pada perencanaan sistem keselamatan kerja konstruksi pada pekerjaan gedung yang dikerjakan oleh Non BUMN dan BUMN merupakan target utama dalam pengumpulan data ini, dilakukan dengan meyebarkan kuesioner terhadap 20 responden pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dari penilaian responden tersebut diolah lagi dengan memberikan pertanyaan lagi kepada responden untuk dinilai oleh peneliti untuk mengetahui penilaian dari setiap variabel yang terdiri dari dari 4 elemen yaitu Kebijakan Keselamatan Kerja (A), Siklus Keselamatan Kerja (B), Subkontraktor, Inspeksi dan tanggapan (C), Pelatihan Praktik Kerja Aman (D). Masing-masing elemen terdiri dari beberapa indikator. Indikator-indikator ini diberikan penilaian berdasarkan bukti-bukti yang ada dari hasil kuesioner yang dijawab langsung oleh responden dan berupa pertanyaan untuk penilaian skor yang ada dan juga data sekunder yang sudah tersedia dari masingmasing perusahaan yang mengerjakan pekerjaan konstruksi tersebut. Kesenjangan elemen dari manajemen konstruksi yang ada adalah menilai hasil kebijakan dan komitmen manajemen perusahaan dengan baik, melakukan siklus keselamatan kerja dengan rutin dan efisien, mulai dari siklus keselamatan harian, mingguan dan bulanan Sub Kontraktor, Inspeksi dan tanggapan saling melakukan kesepakatan dengan cara menandatangani kesepakatan dari tingkat bawah hingga mendapatkan Top management, melakukan pelatihan praktik kerja aman dengan benar untuk semua pekerja di lingkungan konstruksi. Dari analisis gap yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa pekerjaan proyek yang dilakukan oleh Non BUMN dan BUMN dengan rata-rata rincian sebagai berikut: Non BUMN: Kebijakan dan komitmen = 51%, Siklus keselamatan = 73%, Subkontraktor, Inspeksi dan tanggapan = 45%, Pelatihan praktik kerja aman = 77%. BUMN: Kebijakan dan komitmen = 21%, Siklus keselamatan = 53, Subkontraktor, Inspeksi dan tanggapan = 35%, Pelatihan praktik kerja aman = 35%.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectCSMS (Construction Safety Management System)en_US
dc.subjectKeselamatanen_US
dc.subjectKesenjanganen_US
dc.subjectKonsruksien_US
dc.subjectManajemenen_US
dc.titleSTUDI KESENJANGAN PENERAPAN MANAJEMEN KESELAMATAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSIen_US
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record