Analisis Manajemen Laba terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan yang Melakukan IPO
Abstract
Dalam menjalankan usahanya, perusahaan dihadapkan pada kebutuhan dana baik untuk keperluan modal usaha maupun untuk perluasan usahanya. Ada berbagai upaya yang dilakukan untuk memperoleh dana tambahan, antara lain dengan menawarkan surat berharganya kepada masyarakat. Perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa efek untuk pertama kalinya dikenal dengan penawaran perdana (Initial Public Offering).
Pada saat IPO, perusahaan disyaratkan untuk menyediakan prospektus yang berisi informasi keuangan dan non keuangan. Informasi keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas. Sedangkan informasi non keuangan berisi informasi mengenai underwriter, auditor independent, konsultan hukum dan lain-lain.
Selama ini laporan keuangan digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Salah satu parameter laporan keuangan yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan adalah laporan laba rugi. Pada umumnya investor, kreditor, manajemen dan pihak-pihak kain lebih menganggap laporan laba-rugi lebih penting daripada laporan keuangan yang lain. Hal ini diketahui oleh pihak manajemen, sehingga rnanajernen cenderung untuk mempercantik laporan keuangannya agar investor tertarik untuk menginvestasikan dananya. Campur tangan manajemen dalam proses pelaporan keuangan ekstemal dengan tujuan untuk menguntungkan dirinya sendiri disebut manajemen laba (earning management).
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah perusahaan melakukan manajemen laba pada saat IPO dan apakah manajemen laba menjelang IPO mengakibatkan perubahan kinerja sebelum dan sesudah IPO.
Hasil penelitian ini mernbuktikan bahwa perusahaan yang rnelakukan JPO melakukan manajemen laba menggunakan variabel NDCA (Non Discretionary Current Accruals). Sedangkan untuk variabel DCA (Discretionary Cuurent Accruals), NDLA (Non Discretionary Long-tenn Accrual) dan DLA (Discretionary Long-term Accruals) tidak membuktikan adanya manajemen laba menjelang IPO. Perbedaan kinerja sebelum dan sesudah IPO yang mengalami peningkatan sebelum lPO dan mengalami penurunan setelah IPO mungkin disebabkan karean keadaan ekonomi dan politik di Indonesia yang tidak stabil pada pertengahan tahun 1997 dan karena adanya kebijakan-kebijakan pemerintah seperti ketetapan pajak, yang menyebabkan perusahaan tidak dapat mempertahankan labanya karena peningkatan biaya yang lebih besar daripada penjualannya.
Collections
- Akuntansi [4466]