Show simple item record

dc.contributor.authorSatriawan, Elwan
dc.date.accessioned2019-09-09T07:47:50Z
dc.date.available2019-09-09T07:47:50Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/15120
dc.description.abstractPermasalahan yang muncul pada pelayanan angkutan kota di Kotamadya Yogyakarta dari sisi pemakai jasa adalah waktu tunggu yang relatif lama pada beberapa jalur. Lamanya waktu tunggu mengindikasikan kurangnya jumlah armada yang beroperasi pada jalur tersebut. Penyelesaian masalah waktu tunggu tersebut dapat dilakukan dengan penambahan armada angkutan yang beroperasi pada jalur tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat pengaruh penambahan armada angkutan dari sisi investor dan pemakai jasa. Dari sisi investor, dengan adanya penambahan armada akan menurunkan pendapatan armada yang telah beroperasi. Dalam kaitannya dengan pelaksanaan investasi, perlu penilaian terhadap kelayakan investasi yang akan dilaksanakan dengan berbagai metode penilaian investasi, yang meliputi Payback Period, Net Present Value, Profitability Index, Internal Rate of Return dan analisa sensitivitas. Dari sisi pemakai jasa angkutan, dengan adanya penambahan armada akan menurunkan waktu tunggu sehingga waktu tunggu pemakai jasa angkutan kota menjadi lebih cepat. Penelitian ini dilakukan pada angkutan kota jalur l0 dan 11, di mana berdasarkan data yang diperoleh, kedua jalur tersebut memiliki waktu tunggu yang paling lama di antara jalur-jalur lainnya. Pada penelitian ini diperoleh hasil yang berbeda untuk kedua jalur tersebut. Pada jalur 10, dengan adanya penambahan satu armada akan menurunkan waktu tunggu selama 0,66 menit, dan menimbulkan penurunan pendapatan sebesar Rp. 30.075,56. Pada penilaian investasi yang dilakukan, dengan menggunakan semua metode analisa, investasi pada jalur 10 layak untuk dilaksanakan. Pada analisa sensitivitas, variabel yang dianalisa adalah pendapatan kotor dan biaya pemeliharaan dan suku cadang dengan menggunakan discount rate 18%. Investasi pada jalur 10 menjadi tidak layak jika terjadi penurunan pendapatan kotor menjadi lebih kecil dari Rp. 420.649,61 (0, 15%), atau skalasi kenaikan biaya pemeliharaan dan suku cadang lebih dari 10, 17%. Sedangkan untuk jalur 11, dengan adanya penambahan satu armada akan menurunkan waktu tunggu selama 2,68 menit, dan menimbulkan penurunan pendapatan sebesar Rp. 66.290,79. Kriteria penilaian investasi dengan menggunakan metode Payback Period, investasi pada jalur 11 layak dilaksanakan, dengan Payback Period selama 5 tahun 6 bulan. Sedangkan penilaian investasi dengan menggunakan metode Net Present Value. Profitability Index, dan Internal Rate of Return, investasi pada jalur 11 tidak layak dilaksanakan. Pada analisa sensitivitas, investasi pada jalur 11 akan layak jika pendapatan kotor naik hingga lebih dari Rp. 410. 976,83 (1,6 7% ), atau skalasi kenaikan biaya pemeliharaan dan suku cadang kurang dari 5,42 %.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectAnalisis Kelayakanen_US
dc.subjectInvestasi Jasa Angkutan Kotaen_US
dc.subjectKotamadya Yogyakartaen_US
dc.subjectStudi Kasus pada Jalur 10 dan 11en_US
dc.titleAnalisis Kelayakan Investasi Jasa Angkutan Kota di Kotamadya Yogyakarta Studi Kasus pada Jalur 10 dan 11en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record