| dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan secara empiris tentang
perbandingan perolehan proporsi fee based income berdasarkan kelompok
kepemilikan dan status bank. Dilihat dari kepemilikan suatu bank dapat dibagi
menjadi bank milik pemerintah, bank milik swasta nasional, bank milik campuran
dan bank milik asing. Jika dilihat dari status bank, maka bank dapat dibagi
menjadi bank berstatus devisa dan bank berstatus non devisa. Penelitian ini
berdasarkan pengelompokan yang dilakukan Bank Indonesia yang termuat dalam
Direktori Bank Indonesia yaitu Bank persero atau Bank BUMN, Bank Umum
Swasta Nasional Devisa, Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa, Bank
Pembangunan Daerah, Bank Campuran dan Bank Asing.
Fee based income merupakan pendapatan dari salah satu jenis kegiatan
bank, yaitu services activity selain kegiatan funding dan lending. Pendapatan fee
based pada masa krisis moneter dijadikan salah satu altematif pendukung
pendapatan utama bank, yaitu pendapatan spread based. Pada masa krisis dengan
resiko kredit macet yang tinggi dan resiko fluktuasi suku bunga menjadikan
pendapatan dari bunga kredit kurang menguntungkan, sehingga sektor perbankan
mencari altematif pendapatan lain yang lebih aman dan bebas dari persyaratan
kredit seperti CAR, NPL, liquiditas dan lain-lain.
Penelitian ini berusaha meneliti apakah perolehan proporsi fee based
income antar kelompok dan status bank baik secara keseluruhan maupun secara
berpasangan antara dua kelompok bank terjadi perbedaan. Analisis non
parametrik kruskal-Wallis dan Mann-Whitney test digunakan untuk menjawab
hipotesis penelitian dari rumusan masalah, dikarenakan asumsi dari analisis
parametrik tidak dapat dipenuhi. Kesimpulannya terjadi perbedaan perolehan
proporsi fee based income antar kelompok bank secara keseluruhan, namun jika
dilakukan perbandingan antara dua pasangan kelompok bank terjadi ketidak
samaan perbedaan perolehan proporsi fee based income antara kelompok bank
pada tahun-tahun penelitian. | en_US |
