Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kesehatan Keuangan dan Prediksi Kebangkrutan pada Sektor Perbankan Sebelum dan Sesudah Merger
Abstract
Skripsi ini mengenai Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kesehatan
Keuangan dan Prediksi Kebangkrutan pada Sektor Perbankan Sebelum dan
Sesudah Merger. Pokok permasalahan dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui
apakah ada perbedaan tingkat kesehatan dan prediksi kebangkrutan sebelum dan
sesudah merger. Metode penelitian yang digunakan adalah pertama, untuk menilai tingkat
kesehatan keuangan perbankan dengan metode pengukuran rasio CAMEL:
Capital, Asset, Manajemen, Earning, Likuidity. Kedua, untuk mengetahui
prediksi kebangkrutan dengan pengukuran rasio Altman yaitu untuk mengetahui
prediksi kebangkrutan menggunakan perhitungan Z-score: Working Capital/Total
Assets Retairned Earnings/Total Assets, Earning Before Interest and Taxes/Total
Assets Market Value ofEquity/Book Value ofTotal Assets, Sales/Total Assets.
Analisis yang digunakan adalah uji beda dua rata-rata (Paired Samples T-test).
Adapun hasil penelitian ini uji beda yang bervariasi yaitu ada perbedaan
tingkat kesehatan rasio CAR sebelum dan sesudah merger ke bank Artha Graha,
bank Danamon dan bank Permata. Rasio RORA tidak perbedaan sebelum dan
sesudah merger ke bank Artha Graha dan bank Permata, tetapi ada perbedaan
rasio RORA sebelum dan sesudah merger ke bank Danamon. Rasio NPM ada
perbedaan sebelum dan sesudah merger ke bank Danamon dan bank Permata,
tetapi tidak ada perbedaan rasio NPM sebelum dan sesudah merger ke bank Artha
Graha Rasio ROA tidak ada perbedaan pada rasio ROA sebelum dan sesudah
merger ke bank Artha Graha, tetapi rasio ROA ada perbedaan sebelum dan
sesudah merger ke bank Danamon dan bank Permata. Rasio BOPO ada
perbedaan rasio BOPO sebelum dan sesudah merger ke bank Artha Graha, bank
Danamon dan bank Permata. Rasio LQ1 tidak ada perbedaan rasio LQ1 sebelum
dan sesudah merger ke bank Artha Graha, bank Danamon dan bank Permata.
Rasio LQ2 tidak ada perbedaan rasio LQ2 sebelum dan sesudah merger ke bank
Artha Graha, bank Danamon dan bank Permata. Memiliki prediksi potensi
kebangkrutan yang tinggi, kondisi tetap sama setelah dilakukan merger yaitu
berada pada posisi tidak sehat dan prediksi kebangkrutan yang tinggi. Akan tetapi
kondisi tingkat prediksi kebangkrutan ada perbedaan signifikan sebelum merger
dan sesudah merger ke bank Artha Graha, bank Danamon, dan bank Permata.
Hasil uji beda rata-rata untuk prediksi kebangkrutan ada perbedaan yang
signifikan sebelum dan sesudah merger.
Collections
- Akuntansi [4444]