Pusat Penelitian Karst Di Pantai Jungwok, Gunungkidul Pemanfaatan Karakteristik Site Sebagai Dasar Perancangan
Abstract
Indonesia memiliki berbagai keberagaman bentang alam dan salah satunya adalah karst. Karst sendiri, salah satunya terletak di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa dan yang menarik adalah yang terletak di Pantai Jungwok, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Letaknya yang jauh dari pemukiman membuat lokasinya masih alami, dengan perbukitan karst dan pepohonan. Lokasinya juga dekat dengan Pantai Wediombo yang juga memiliki keunikan geologis yang cocok untuk penelitian dan pariwisata. Karst merupakan bentang alam yang memiliki berbagai keunikannya tersendiri, dengan berbagai potensi ekologis mau pun secara ilmu pengetahuan. Karst merupakan laboratorium alam yang menyimpan berbagai informasi ilmiah yang penting untuk ilmu pengetahuan. Karst sebagai laboratorium alam dengan segenap informasi ilmiah tidak menjadikannya mudah bagi peneliti untuk menggali informasi tersebut. Letaknya yang jauh dari kota dan jauh dari pemukiman penduduk, sulitnya medan dan minimnya fasilitas umum dan akomodasi menjadi kendala utama. Peneliti yang datang harus berkendara bolak balik dari kota menuju lokasi penelitian karst dan berkemah jika diperlukan, dan tentunya itu bukanlah hal yang mudah. Apalagi tidak adanya laboratorium penelitian yang dekat dengan lokasi sampel, membuat peneliti harus bolak balik apabila perlu kembali ke lokasi untuk survey atau pengambilan sampel. Untuk menjawab
permasalahan tersebut, fasilitas Research Center dapat menjadi solusinya. Dengan menyediakan fasilitas penelitian yang dekat dengan karst yang dilengkapi dengan fasilitas dan akomodasi akan mempermudah kegiatan para peneliti dalam menggali informasi-informasi ilmiah tersebut. Bangunan Research Center itu sendiri dibangun di area pesisir, dekat dengan kaki bukit karst. Kontur yang berundak-undak menjadi salah satu tantangan utama dalam perancangan. Dan untuk mengatasi hal itu, bangunan utama dirancang dengan konsep split level lantai mengikuti ketinggian kontur yang ada dengan tetap meminimalisir pengrusakan karst eksisting. Selain itu, bangunan juga dirancang dengan orientasi barat-timur sebagai respon dari pergerakan matahari dan bangunan yang terpecah-pecah sesuai fungsi sebagai respon terhadap pergerakan angin yang juga mempengaruhi perletakan bukaan dan vegetasi. Bangunan yang berada di lingkungan alami, juga menjadi pertimbangan utama sehingga bangunan dirancang dengan konsep alami, menggunakan batu alam, warna natural dan elemen vertikal sebagai representasi dar i pepohonan di sekitarnya.
Collections
- Architecture [3658]