Pondok Pesantren Agribisnis Raudhatunnajah Mukomuko, Bengkulu Pendekatan Kolaborasi Sistem Pendidikan Pesantren Salafi dan Khalafi sebagai Perwujudar Efisiensi Ruang
Abstract
Dalam era globalisasi, hampir semua sendi kehidupan umat manusia mengalami banyak
perubahan Institusi sosiat kemasyarakatan, kenegaraan, keluarga, dan bahkan tidak terkecuali
institusi keagamaan, tidak luput dari arus globalisasi itu. Melihat kenyataan ini mengharuskan kita
untuk bersikap arif dan bijaksana. Salah satunya dengan merespon perubahan sosial yang
diakibatkan oleh ide-ide atau gagasan globalisasi dalam dunia pesantren. Pondok pesantren
belum merupakan jawaban (problem solving ) terhadap tantangan zaman yang dapat dilihat dan
alumni pesantren yang rata-rata kurang memiliki ketrampilan di dunia kerja. Sehingga yang
penting dalam pesantren adalah membekali santri dengan ilmu pengetahuan yang tmggi serta
ketrampilan yang memadahi untuk bekal hidup dengan tetap menanamkan nilai-nilai budaya
tradisi pesantren untuk mencetak santri yang bermoral (al-akhlaq al-karimah ) sesuai yang
dituntunkan Nabi Muhammad SAW.
Pondok pesantren Raudhatunnajah merupakan pionir dalam bidang pengembangan
pondok pesantren agribisnis di daerah Pondok Suguh, Kabupaten Muko-muko, karena usia
pondok pesantren yang masih tergolong muda maka fasilitas yang ada masih belum menunjang
untuk kegiatan pondok. Potensi yang dimiliki pondok sebagai asset sangat melimpah, seperti
lahan yang luas dan subur serta tujuh titik infestasi usaha, kekayaan alam yang melimpah mulai
dari kayu sawit, dan lain-lain yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pondok pesantren.
Serta lokasi site yang sangat strategis yang terletak tepat di sisi jalan besar lintas Sumatra dan
berdampingan langsung dengan masyarakat.
Untuk mendapatkan suatu konsep perencanaan dan perancangan arsitektural pada
bangunan pondok pesantren sebagai media pendidikan dan pelatihan maka digunakan konsep
kolaborasi sistem pendidikan salafi dan khalafi sebagai perwujudan efisiensi ruang melalui
panataan lay out ruang dalam dan luar serta pemanfaatan furniture lay out ruang luar melalui
penataan landscape yang disesuaikan dengan sistem pendidikan yang ada seperti penempatan
kolam ikan serta lahan untuk bercocok tanam berada di dekat fasilitas sekolah dan human santri
yang akan dapat menumbuhkembangkan jiwa santri dalam beragro serta area bisnis yang
berada di dekat main entrance sehingga masyarakat luar dapat dengan mudah untuk
mengakses. Dalam lay out ruang dalam meliputi penataan dan penggunaan furniture yang efisien
misal kursi belajar di ruang kelas menggunakan kursi yang fleksibel yang dapat digunakan untuk
belajar anak sesuai dengan tingkatannya. Ruang antar kelas menggunakan partisi tidak
permanen sehingga ruang kelas fleksibel dapat digunakan untuk kegiatan yang memerlukan
kapasitas ruang yang luas baik untuk kegiatan yang bersifat salafi maupun khalafi. Pada human
santri menggunakan sistem tatami dimana satu santri menggunakan satu alman untuk
penyimpanan barang dan kasur yang bisa dilipat.
Collections
- Architecture [3648]