Show simple item record

dc.contributor.authorTamimi, Faisal
dc.date.accessioned2016-12-15T04:11:10Z
dc.date.available2016-12-15T04:11:10Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/1434
dc.descriptionDosen pembimbingen_US
dc.description.abstractKabupaten Wonosobo memiliki sistem angkutan perkotaan yang dijalankan oleh Koperasi Angkutan Kota (Kopata), yang mengoperasikan 12 trayek angkutan perkotaan. Trayek yang telah dioperasikan selama ini menggunakan pola yang tetap dan teratur, tapi pada kenyataannya operasional di lapangan menjadi tidak teratur karena sistem angkutan yang berbasis setoran. Hal ini berakibat pada penurunan jumlah penumpang yang berdampak pula pada tingginya beban biaya operator angkutan umum. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kebutuhan penawaran (supply) dan permintaan (demand) terhadap pelayanan angkutan dalam kota Kabupaten Wonosobo, menghitung biaya pokok kendaraan (BOK), menentukan tarif yang harus dibayar pengguna jasa angkutan umum, dan menganalisis kepuasan penumpang terhadap angkutan umum yang telah ada. Metode analisis teknis yang digunakan berpedoman pada Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor: SK.687/AJ.206/DRJD/2002 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap dan Teratur, sedangkan metode tingkat kepuasan penumpang berpedoman pada Importance Performance Analysis (IPA). Dari analisis terhadap permintaan angkutan didapatkan hasil adanya perubahan jalur dari kondisi eksisting 12 jalur menjadi 4 jalur. Berdasarkan perhitungan demand didapatkan load factor Jalur 1 (Jalur Wonosobo – Kertek) sebesar 46% dengan panjang trayek 20,2 km, waktu sirkulasi 60,4 menit, frekuensi per hari sebanyak 15 rit, dan jumlah armada siap operasi sebanyak 6 armada. Load factor Jalur 2 (Jalur Wonosobo – Leksono – Selomerto) sebesar 35% dengan panjang trayek 26,4 km, waktu sirkulasi 78,8 menit, frekuensi per hari sebanyak 11 rit, dan jumlah armada siap operasi sebanyak 8 armada. Load factor Jalur 3 (Jalur Wonosobo – Mojotengah) sebesar 46% dengan panjang trayek 19,3 km, waktu sirkulasi 59,6 menit, frekuensi per hari sebanyak 15 rit, dan jumlah armada siap operasi sebanyak 6 armada. Load factor Jalur 4 (Jalur Wonosobo – Garung) sebesar 49% dengan panjang trayek 18,6 km, waktu sirkulasi 55,8 menit, frekuensi per hari sebanyak 16 rit,dan jumlah armada siap operasi sebanyak 6 armada. Hasil dari analisis biaya menghasilkan nilai biaya pokok Jalur 1 sebesar Rp 5.936,-/bus-km dengan tarif pokok sebesar Rp 434,-/pnp-km dan tarif sebesar Rp 2.409,-/pnp. Untuk Jalur 2 sebesar Rp 5.837,-/bus-km dengan tarif pokok Rp 556,-/pnp-km dan tarif sebesar Rp 4.035,-/pnp. Untuk Jalur 3 sebesar Rp 6.075,-/bus-km dengan tarif pokok Rp 438,-/pnp-km dan tarif sebesar Rp 2.322,-/pnp. Untuk Jalur 4 sebesar Rp 5.883,-/bus-km dengan tarif pokok Rp 397,-/pnp-km dan tarif sebesar Rp 2.062,-/pnp. Tarif yang digunakan adalah tarif rata-rata sebesar Rp 2.700,-/pnp. Analisis finansial menunjukkan bahwa nilai BCR pada Jalur 1 adalah sebesar 0,95, Jalur 2 sebesar 0,58, Jalur 3 sebesar 0,96, Jalur 4 sebesar 1,09, sehingga BCR rata-rata dari keempat jalur sebesar 0,86. Agar operator tidak mengalami kerugian atau minimal berada pada titik impas yaitu BCR = 1 maka dapat dilakukan 3 alternatif cara yaitu yang pertama adalah dengan mekanisme pemberian subsidi oleh pemerintah daerah. Cara kedua adalah dengan menaikkan tarif angkutan menjadi Rp. 3.200,- per penumpang. Cara yang ketiga adalah dengan menaikkan jumlah penumpang (demand). Dari ketiga cara ini dipilih alternatif subsidi oleh pemerintah daerah dengan nilai total subsidi selama 1 tahun sebesar Rp 2.176.746.201,- atau total subsidi selama 5 tahun sebesar Rp 13.376.098.086,-. Untuk analisis tingkat kinerja dan kepentingan didapatkan hasil bahwa dari keempat kuadran yang memiliki nilai kepentingan tinggi namun berkinerja buruk adalah variabel kondisi armada, kemudahan mendapat angkutan, waktu kedatangan armada, dan waktu/lama perjalanan, sehingga membutuhkan adanya perbaikan prioritas. Sedangkan variabel yang memiliki tingkat kepentingan tinggi dan bernilai baik adalah keamanan, keselamatan perjalanan, kebersihan angkutan, dan harga ongkos perjalanan yang murah.en_US
dc.description.sponsorshipBachnasen_US
dc.publisherUII Yogyakartaen_US
dc.relation.ispartofseriesTugas akhir;10511175
dc.subjectTransportasien_US
dc.subjectAngkutan Umumen_US
dc.subjectNgetemen_US
dc.subjectBiaya Operasional Kendaraanen_US
dc.subjectSupply dan demanden_US
dc.subjectPerencanaan Angkutan Umumen_US
dc.subjectAnalisis Tingkat Kinerja dan Kepuasanen_US
dc.titleAnalisis dan Perencanaan Angkutan Perkotaan Kabupaten onosobo (Analysis and Planning Of Urban Transport At Wonosobo Regency)en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record